Pembacaan : Matius 27:27-44
Tema : Tersalib Di Antara Dua Penyamun
Oleh Pnt. Viclin Eman
Syalom! Damai di hati!
Adik-adik Remaja dan Kakak-kakak Pembina Remaja yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, kita telah memasuki minggu sengsara terakhir yakni minggu sengsara ke-6 yang terus membawa kita selaku orang percaya untuk terus menghayati dan memaknai akan pengorbanan Tuhan Yesus demi menebus segala dosa-dosa kita. Masa-masa di mana kita diajak untuk terus menyadari bahwa kehidupan kita sejatinya hanya untuk memuliakan nama Tuhan Yesus. Tentunya selaku Remaja dan Pembina Remaja kita menginginkan kehidupan yang baik, terutama bagi seorang remaja dalam perkembangannya mencari jati diri sangat membutuhkan dukungan dari siapapun juga, adanya perasaan ingin dihargai dan diterima oleh lingkungannya, ingin berada dalam keluarga yang utuh, teman-teman yang baik dan memiliki prestasi yang membanggakan. Tapi hidup tidak akan semudah yang dibayangkan, justru yang sering terjadi malah sebaliknya, kita sering dipandang rendah atau dianggap belum mampu karena usia kita yang masih muda, kita sering diabaikan dan tidak dianggap penting, kita suka melakukan ini tapi dipaksa untuk melakukan itu, orang tua bangga dengan prestasi kita tapi tidak mau tau dengan proses yang kita lewati, orang tua yang terlalu egois dengan diri masing-masing, adik yang berbuat salah tetapi kita yang dimarahi, teman-teman yang sering menghina dan membully kita, prestasi yang kita raih diabaikan karena ada seseorang yang punya jalur belakang lebih kuat, kita dihina karena keadaan kita, kita dijauhi dan bahkan juga dipinggirkan, bahkan saat-saat kita sedang berbuat baik dan benarpun akan selalu ada orang yang iri dan berusaha menjatuhkan kita. Kita telah berusaha sekuat tenaga, tapi dengan sekuat tenaga juga kita dijatuhkan.
Tapi, marilah kita kembali melihat apa yang manusia lakukan kepada Tuhan Yesus pada waktu itu. Dia yang datang dengan tujuan mulia untuk menyelamatkan manusia, untuk mendamaikan manusia dengan Allah, meninggalkan segala kemuliaan-Nya demi kita yang tercela, Dia yang hidupnya benar, kudus, tidak melakukan dosa, menolong mereka yang sakit dan terluka, mengajak untuk hidup saling mengasihi, justru dihina, dicela, difitnah, dan dijatuhkan. Tidak ada satupun kesalahan yang dilakukannya, tidak pernah Dia mencuri, menghina, membunuh dan lain sebagainya, tapi dijatuhkan karena banyak imam dan ahli Taurat yang iri dan tidak suka kepada-Nya. Tidak ada satupun kesalahan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus, tapi malah harga diri-Nya dianggap lebih rendah dari pada seorang penjahat sekelas Barabas. Dia yang telah berbuat baik, berbuat benar, menolong orang, malah difitnah dan dijatuhi hukuman mati di kayu salib. Sebuah hukuman penghinaan yang sangat merendahkan, bahkan di salib di antara dua penyamun, yang melambangkan bahwa kesalahan yang dilakukan-Nya sangat hina, sangat besar, padahal Dia tidak melakukan kesalahan apapun juga.
Adik-adik Remaja dan Pembina Remaja yang dikasihi dalam Tuhan Yesus Kristus.
Kehidupan kita selaku anak-anak muda Kristen memang tidak akan pernah mudah. Kita akan selalu menghadapi tantangan dan cobaan yang datang silih berganti. Bahkan saat kita hidup di dalam kekristenan yang sungguh, saat kita mengikuti Tuhan dengan segenap hati, kita akan terus mendapat halangan, hinaan, cacian, kita juga akan akan dipinggirkan, bahkan dijatuhkan. Akan selalu ada orang yang iri dan membenci kita karena kita mengatakan yang benar, melakukan yang baik dan karena kita hidup mengasihi sesama dan terlebih karena kita mengasihi Tuhan Yesus. Tapi itulah harga yang harus kita bayar karena kita percaya kepada Dia yang telah melalui siksaan, hinaan, cacian dan kematian hanya untuk membayar harga kita atas dosa dan pelanggaran kita. Demi keselamatan kita Dia tidak menyerah sekalipun! Harga yang mahal itu telah dilunasi-Nya karena Tuhan Yesus sungguh mengasihi kita.
Untuk itu marilah kita terus melayani Tuhan, jangan cuma menjawab Ya, saya mengaku, bersedia dan berjanji, tapi tidak menjalankannya sama sekali. Marilah kita menjadi saksi Kristus di manapun juga, sekalipun sulit, sekalipun banyak tantangan, tapi kita melakukannya karena Tuhan Yesus yang mengasihi kita. Jika Dia saja tidak menyerah akan hidup kita yang hina ini, maka kita juga tidak boleh menyerah untuk menggunakan seluruh hidup kita bagi kemuliaan-Nya. Percayalah, di dalam saat-saat terberat sekalipun, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, dipegangnya tangan kita bahkan digendongnya kita hingga kita akhirnya mencapai garis finish dengan kemenangan dan mahkota kemuliaan. Yakinlah, dan berimanlah bahwa dalam Tuhan kita bisa, kita pasti bisa! Tuhan menolong kita. Amin
0 komentar:
Posting Komentar