Sabtu, 22 Oktober 2022

Renungan 23 - 29 Oktober 2022 (Bina Remaja)

Pembacaan    : Yohanes 4 : 1 - 21
Tema             : Air Kehidupan yang memulihkan

Adik-adik remaja dan kakak-kakak pembina yang dikasihi Tuhan, setiap kita tentu membutuhkan air. Air adalah sumber kehidupan makhluk hidup. Secara khusus manusia, setiap kita membutuhkan :air antara lain untuk kebutuhan minum, kebutuhan mandi, kebutuhan cuci bahkan masih banyak kebutuhan yang berkaitan dengan air. Dan dalam bacaan minggu ini Firman Tuhan dalam Yohanes 4:1-21 berbicara tentang seorang perempuan Samaria yang bercakap-cakap dengan Tuhan Yesus di salah satu sumur yang disebut sumur Yakub tepatnya di sebuah kota di Samaria yang bernama Sakhar dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya Yusuf.(ay4)

Adik-adik remaja dan kakak-kakak pembina yang dikasihi Tuhan, sekilas tentang Samaria dan Yahudi adalah 2 kubu yang berseteru kurang lebih sekitar 400-an tahun. Sehingga orang Yahudi tidak mau bergaul dengan orang Samaria dan bahkan orang Yahudi tidak mau melintasi kota Samaria oleh karena perbedaan tersebut. Dan dalam bacaan ini kita bisa melihat bahwa Yesus meninggalkan Yudea dan kembali ke Galilea dan dalam perjalanan-Nya Yesus melewati kota Samaria. (ay. 3-4) Nah, ketika dikaitkan dengan perbedaan antara orang Yahudi dan Galilea yang dimana Tuhan Yesus itu secara garis keturunan adalah keturunan Yahudi maka terjadi pertemuan antara dua orang yang di latar belakangi oleh perbedaan. Cerita ini diawali dengan perjalanan Yesus yang singgah di Samaria dan duduk di pinggir sumur di sekitaran jam 12 saat itu. Kemungkinan besar Yesus di situ sekitar jam 12 siang. Kalau di padang pasir pasti dahaganya luar biasa dan kalu torang dalam perjalanan kong panas terik atau kelelahan apalagi so jam 12 siang maka biasanya akan haus dan mencari air untuk menghilangkan rasa haus itu. Maka datanglah perempuan Samaria untuk menimba air dan Yesus berkata kepada perempuan itu di ayat 7, "Berilah Aku minum". Sekilas tentang kebiasaan orang Yahudi maka tidak diperkenankan bertemu dengan perempuan apalagi hanya berdua seperti Yesus dan perempuan Samaria. Dan juga orang Samaria ini sangat dibenci oleh orang Yahudi. Dalam ayat 9, jelas seorang perempuan Samaria agak keberatan dan berkata “Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, orang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan Samaria). Artinya perempuan ini merasa tidak layak berjumpa dengan Yesus apalagi nelayani permintaan Yesus saat meminta air. Dari jawaban Yesus jelas bahwa Yesus mempunyai maksud untuk meruntuhkan perbedaan anatara Yahudi dan Samaria sehingga dalam ayat 10 Yesus memberi pemahaman kepada perempuan itu dengan kalimat, “Jikalau engkau tahu tentang kasih karunia Allah dan siapakah yang berkata kepadamu: berilah Aku minum! Niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan la telah memberikan kepadamu air hidup.” Yesus sebenarnya sedang menjelaskan kepada perempuan itu tentang Yesus adalah sumber air hidup itu. Tetapi perempuan itu menjawab: “Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur iní amat dalam; dari mana Engkau memperoleh air hidup itu?”

Ada dua versi dalam percakapan ini. Yang pertama adalah Yesus meminta air minum dan yang kedua adalah tidak ada timba karena sumur itu amat dalam. Artinya perempuan ini bertanya karena mustahil bagi mereka untuk mendapatkan air. Namun dí ayat 12 dikatakan, "Adakah Engkau lebih besar dari bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?" Selanjutnya Yesus menjawab “Barangsiapa minum aír ini ia tidak haus lagi." Dan barangsiapa minum air yang Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus lagi selama-lamanya.(ay.12-14) Dari ayat ini Yesus sedang menyatakan bahwa Dia adalah sumber air hidup yang benar dan barang siapa minum air dari pada Tuhan yaitu Firman yang hidup maka ia tidak akan haus lagi.

Adik-adik remaja dan kakak-kakak pembina yang dikasihi Tuhan, perempuan Samaria ini baru mengerti bahwa Yesus tidak menjelaskan air sumur itu tetapi Air Hidup yaitu diri-Nya sendiri. Dalam ayat 15, perempuan Samaria itu meminta air yang tepat yaitu air hidup. “Berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus lagi dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air.” Dengan kata lain perempuan ini ternyata memiliki kehausan rohani supaya dia dipuaskan oleh air hidup yaitu Yesus sendiri. Ayat selanjutnya di ayat 16, Yesus berkata, "Pergilah, panggillah suamimu ke sini." Rupanya Tuhan sedang menguji perempuan ini untuk memanggil suaminya. Suami yang dimaksud Tuhan sebenarnya bukan suami-suaminya sebab di ayat selanjutnya perempuan itu sudah memiliki suami yang berjumlah 5. Sebab perempuan itu berkata aku tidak mempunyai suami dan kata Yesus kepadanya bahwa tepat katamu bahwa engkau tidak mempunyai suami, padahal perempuan iní tercatat gonta-ganti pasangan. Dan saat dia tidak bersuami lagi maka kehidupannya terasa kosong, hampa dan tidak ada artinya. setelah percakapan itu maka terbukalah mata iman perempuan itu dan mengaku Yesus adalah seorang Nabi. Dan dí ayat 21, "Yesus berkata kepadanya: Percayalah kepada-Ku hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem." Dengan kata lain bahwa perempuan ini jangan lagi memiliki kehausan duniawi namun harus memiliki kehausan rohani dan Yesus-lah sumber air hidup yang tepat.

Adik-adik remaja dan kakak-kakak pembina yang dikasihi Tuhan, dari bacaan ini ada beberapa hal yang penting yang kita harus pahami bersama. 

Pertama: dunia ini semakin jahat dengan pernyalahgunaan perkembangan teknologi. Banyak yang menjadikan perkembangan teknologi ini bukan sebagai berkat melainkan kutuk. 

Kedua: dasar sebagai orang yang percaya yang sebenarnya harus saling mengasihi namun kepentingan pribadi dan kelompok justru lebih dominan dari pada kasih Kristus. 

Oleh karena itu penting bagi remaja dan pembina untuk kembali kepada Yesus yang adalah sumber air kehidupan yaitu Firman Allah yang hidup. Bagaimana caranya? Tiap hari musti rajin baca Alkitab kong kase ilang itu kebiasaan duniawi yang beking torang haus deng keinginan daging yang cuma sementara. Selanjutnya torang samua musti rajin berdoa sebagai bentuk percakapan deng Tuhan supaya Tuhan nda mo sebiar pa torang samua. Mari torang belajar pa perempuan Samaria ini. Biar dia orang berdosa deng ja semba allah laeng mar pas baku dapa deng Tuhan Yesus dia sadar deng bertobat. Mari torang bertekun dalam doa supaya torang salalu di sertai Tuhan.Amin



0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More