Sabtu, 17 Juni 2023

Renungan 18-24 Juni 2023 (Bina Remaja)

Pembacaan   : Roma 10:16-21
Tema             : Iman Timbul Dari Pendengaran Firman

    Shalom! Adik-adik remaja dan kakak-kakak Pembina yang diberkati Tuhan, apakah kita sadar tentang betapa pentingnya mendengar itu? Mendengar bukanlah sekadar tindakan seseorang yang memakai indera telinganya, tetapi dapat menunjukkan sesuatu yang lebih dalam dari itu. Hingga kini, kita mendengar salah satu istilah yang selalu dipakai oleh orang tua kita yang hendak menegaskan kepentingan dari mendengar itu, yaitu istilah "dengar-dengaran." Seseorang yang mau mendengar nasihat dan perintah serta melakukannya akan disebut sebagai seseorang yang dengar-dengaran. Sebaliknya, orang yang tidak mau mendengar nasihat dan perintah dan pada akhirnya tidak melakukan nasihat dan perintah itu, akan disebut sebagai seseorang yang tidak dengar-dengaran. Contoh ini menunjukkan bahwa mendengar atau tidak mendengar dapat menunjukkan sesuatu yang lebih dalam dari sekadar seseorang yang memakai telinganya atau tidak, yakni menunjukkan hati seseorang. Telinga yang mau mendengar dapat menunjukkan hati seseorang yang mau taat. Alkitab menunjukkan kepada kita bahkan lebih jauh dari itu, yakni bahwa mendengar adalah sebuah tindakan yang teramat penting dalam proses keselamatan yang dikerjakan Tuhan Allah kepada manusia berdosa.

    Kakak-kakak pembina dan adik-adik remaja yang dikasihi Tuhan Yesus, Rasul Paulus berbicara tentang fondasi keselamatan orang percaya dalam suratnya kepada jemaat di Roma. Paulus menunjukkan bahwa hanya oleh imanlah seseorang diselamatkan, yakni iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan. Paulus berkata, "Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan" (Roma 10:9). Namun demikian, Paulus menegaskan pentingnya bagi seseorang untuk mendengar terlebih dahulu pemberitaan Injil Yesus Kristus itu sebelum seseorang dapat percaya dan mengaku dengan hati dan mulutnya bahwa Yesus adalah Tuhan. Paulus kemudian berkata, "Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya. jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!" (Roma 10:14-15). Paulus menegaskan betapa pentingnya seseorang mendengar pemberitaan Injil Yesus Kristus itu dari seseorang yang datang untuk memberitakannya. Itulah sebabnya Paulus berkata bahwa iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus (Rema 10:17).

    Di sinilah tantangannya. Tidak semua orang mau mendengar. Paulus memakai contoh nabi Yesaya dan pelayanan kenabiannya kepada orang Israel. Yesaya, sebagaimana semua nabi-nabi lainnya, menghadapi kenyataan yang pahit bahwa bangsa Israel adalah bangsa yang tidak mau mendengar. Yesaya berkata, "Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami?" (Roma 10:16). Sesungguhnya, Israel tidak percaya bukanlah karena tidak ada pemberitaan dari para nabi. Israel menerima pelayanan para nabi dari waktu ke waktu hingga "suara mereka sampai ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi" (Roma 10:18). Masalahnya adalah mereka tidak mau mendengar dan menanggapi pemberitaan itu. Israel memang menerima pelayanan para nabi dari waktu ke waktu, namun mereka terus menolak dan tidak mau mendengar, bahkan Tuhan seakan mengeluhkan sikap orang Israel yang bebal tersebut dengan berkata, "Sepanjang hari Aku telah mengulurkan tangan-Ku kepada bangsa yang tidak taat dan yang membantah" (Roma 10:21). Sejarah Israel menunjukkan bahwa para nabi yang memberitakan kebenaran justru ditolak dan dianiaya oleh orang Israel sendiri. Israel lebih memilih untuk percaya kepada pemberitaan nabi-nabi palsu yang tidak memberitakan kebenaran Allah.

    Namun firman Tuhan tidak mungkin gagal. Ketika orang Israel menolak untuk mendengar pemberitaan para nabi, justru orang-orang di luar Israel, yang disebut bukan umat Allah, bersedia membuka telinga mereka untuk mendengar dan akhirnya mereka menjadi percaya (lih. Roma 10:19-20). Ketika Israel terus menolak untuk mendengar, bangsa yang lain justru bersedia mendengar dan akhirnya percaya dan diselamatkan. Beberapa contoh dapat kita temukan dalam Alkitab, salah satunya adalah orang-orang Niniwe yang percaya pada pemberitaan Yunus dan akhirnya bertobat dari dosa-dosa mereka. Hal yang sama berlaku dalam pemberitaan Injil tentang Yesus Kristus. Ketika banyak orang Yahudi menolak Yesus sebagai Mesias, pemberitaan Injil justru meluas kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi dan mereka menjadi percaya kepada Yesus Kristus. Paulus adalah orang yang dipakai Tuhan untuk memberitakan Injil Yesus Kristus kepada orang-orang bukan Yahudi, termasuk yang ada di kota Roma, dan banyak dari mereka yang percaya dan diselamatkan.

    Kakak-kakak pembina dan adik-adik remaja yang dikasihi Tuhan Yesus, betapa pentingnya mau mendengar dan menjadi dengar-dengaran. Hari- hari ini, kita sebenarnya tidak kekurangan berita tentang Injil Yesus Kristus. Teknologi memungkinkan kita dapat mengakses segala bentuk pengajaran Alkitab yang benar dan melaluinya mengalami pertumbuhan iman dalam memahami keselamatan yang dikerjakan Allah di dalam Yesus Kristus. Masalahnya adalah tidak semua orang mau mendengar dan membuka hatinya terhadap kebenaran Allah. Terlalu banyak anak-anak remaja yang justru terjebak pada gaya hidup yang tidak benar karena menolak untuk mendengar. Mungkinkah ada di antara kita yang demikian? Ataukah kita mendapati teman-teman yang demikian? Kita dipanggil untuk bertobat, sekaligus memberitakan secara terus-menerus tentang kasih Allah di dalam Tuhan Yesus kepada sebanyak mungkin orang agar mereka mau mendengar, percaya, dan diselamatkan. Maukah kita menjadi alat Tuhan bagi tugas besar ini? Amin.



0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More