Format Panduan Ibadah Bagi MC

Format Panduan Ibadah Bagi MC

Contoh Doa Pembukaan

Contoh Doa Pembukaan

Contoh Doa Pengakuan Dosa

Contoh Doa Pengakuan Dosa

Lagu-lagu Remaja GMIM

Lagu-lagu Remaja GMIM

Lagu-Lagu Pujian

Lagu-Lagu Pujian

Sabtu, 25 Februari 2023

Renungan 26 Feb - 04 Mar 2023 (Bina Remaja)

Pembacaan    : Mazmur 41 : 1-14
Tema             : Sahabat Karib Yang Berkhianat

Adik-adik remaja dan kakak-kakak pembina yang diberkati Tuhan, ada ungkapan tua, "ada uang abang sayang, tidak ada uang abang melayang". Ungkapan ini artinya hubungan cinta 'matre' dan bukan atas dasar cinta kasih yang tulus dan murni. Kita diperhatikan, disanjung dan disayangi ketika kita hebat, pintar, kaya, tampan, cantik dan lain sebagainya. Hal ini sangat manusiawi, karena kecenderungan manusia pada umumnya tidak ingin susah, dilecehkan, disisihkan, diabaikan, dijelekkan tapi ingin hidup senang, dipuji, disanjung dan diperhatikan. Hubungan cinta 'matre' sangat rapuh. Banyak hubungan cinta 'matre' yang berlabuh dalam pernikahan ambruk dan bercerai ketika kehidupan menjadi susah, miskin, menderita. Ada pasangan menjalin hubungan cinta terlarang demi uang. Ada juga mencari kepuasan dengan yang lebih baik; tampan, cantik dan memberi kenikmatan. Hubungan cinta atas dasar 'matre' selalu berakibat kehancuran, sengsara dan penderitaan.

Adik-adik remaja dan kakak-kakak pembina yang dikasihi Tuhan Yesus, Raja Daud adalah raja yang paling hebat dan diberkati Tuhan Allah sepanjang sejarah bangsa Israel. Ada yang mengatakan raja Salomo. Tidak! Jika kita mencermati Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, nama raja Daud disebut paling banyak. Seratus delapan belas kali. Yesus Kristus disebut turunan raja Daud. Bukan Salomo. Akan tetapi putra sulungnya yang dimanja dan disayangi yaitu Absalom dan penasihatnya yang dipercaya, Ahitofel meninggalkannya dan mengkhianatinya. Mereka berdua ingin merampas kedudukan raja Daud dan menginginkannya cepat mati. Dalam keadaan yang terpuruk dan terancam, banyak sahabat dekatnya yang diberi kedudukan telah berpihak kepada Absalom dan Ahitofel. Karena hidupnya terancam baik oleh karena penyakit maupun ancaman kudeta, maka raja Daud melarikan diri dari istana raja. Kemana ia melarikan diri? Satu-satunya yang raja Daud percaya dan andalkan hanyalah pertolongan Tuhan Allah. Ia melarikan diri dan berdoa memohon pertolongan Tuhan Allah.

Adik-adik remaja dan kakak-kakak pembina yang dikasihi Tuhan Yesus. di hadapan Tuhan Allah, raja Daud mengaku dosa dan memohon pengampunan, penyembuhan dan pertolongan. Ia bertobat dan hanya mengandalkan pertolongan Tuhan Allah. Dalam pelariannya.ternyata yang membantu dan menolongnya adalah rakyat lemah dan miskin yang pernah ia bela, tolong dan perhatikan. Karena itu ia menuliskan pengalamannya dalam syair Mazmur 41:2-3. "Berbahagialah orang yang memperhatikan orang lemah! TUHAN akan meluputkan dia pada waktu celaka. TUHAN akan melindungi dia dan memelihara nyawanya, sehingga ia disebut berbahagia di bumi: Engkau takkan membiarkan dia dipermainkan musuhnya!" Perbuatan baik menolong sesama yang membutuhkan pertolongan dan bantuan tanpa pamrih adalah nilai etis yang diajarkaƆ oleh Yesus Kristus. Perbuatan baik dan integritas hidup raja Daud telah menyelamatkannya dari ancaman kudeta dan kesembuhan penyakitnya. “Engkau menopang aku karena ketulusanku. Engkau membuat aku tegak di hadapan-Mu untuk selama-lamanya." Dalam bahasa asli Yunani ketulusan sama artinya dengan integritas. Integritas adalah satu kata dan perbuatan. Apa yang diucapkan bibir datang dari hati yang tulus.

Adik-adik remaja dan kakak-kakak pembina yang dikasihi Tuhan Yesus, masa remaja adalah masa pancaroba. Masa transisi menuju kedewasaan, Pasti banyak gejolak dalam diri yang sedang mencari jati diri. Idolakanlah kasih Yesus Kristus dalam menjalin hubungan dengan rekan, sahabat, saudara. Kasih Yesus Ktistus adalah kasih agape. Kasih agape adalah seperti dalam 1 Korintus 13:4-7 "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. ”Siapa yang mau jadi pengkhianat bagi rekan, sahabat atau saudara kita? Tentu tidak ada bukan! Milikilah kasih agape. Karena kasih agape adalah kasih yang tidak menjadikan kita pengkhianat tapi menjadikan kita sebagai kawan dan sahabat yang setia baik waktu susah maupun waktu senang. Berdoa selalu meminta pertolongan Tuhan Allah supaya kita boleh memiliki kasih agape. Selalu berbuat baik menolong rekan, sahabat, teman sesuai kemampuan kita. Tuhan Allah akan memperhitungkan  sebagai kebenaran dan membahagiakan mereka yang ditolong serta membahagiakan kita. Amin.




Sabtu, 18 Februari 2023

Renungan 19 - 25 Februari 2023 (Bina Remaja)

Pembacaan    : Kejadian 15 : 1 - 22
Tema             : Kemurahan Hati Mendatangkan Kesejahteraan Bersama

        Syalom! Damai di hati. Adik-adik remaja dan kakak-kakak pembina yang dikasihi Tuhan, pembacaan Alkitab kita dari kitab Pengkhotbah 11:1-8 tentang pedoman-pedoman hikmat dengan tema perenungan: “Kemurahan Hati Mendatangkan Kesejahteraan Bersama". Penulis kitab Pengkhotbah adalah Salomo anak Daud, Raja Israel. Raja Salomo sangat terkenal dengan raja penuh hikmat. Hikmat dalam bahasa Ibrani “Khokhma”, bahasa Yunani “Sophia”, bahasa Inggris “Wisdom” yang berarti pengetahuan, pengertian, kebijaksanaan. Melalui hikmat, orang dapat menyelesaikan masalah dengan benar dan baik sesuai kehendak Tuhan. Contohnya saat Salomo mengambil keputusan atas dua orang ibu yang memperebutkan satu orang anak. Pusat hikmat adalah hati (1 Samuel 1:12-13). Menyimpan Firman, menyimpan janji dalam hati (Mazmur 119:11). Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan (Amsal 4:23). Peran hati sangat penting dalam pengambilan keputusan sesuai kehendak Allah. Lemparkanlah rotimu ke air, maka engkau akan mendapatkannya kembali lama setelah itu. Berikanlah bahagian kepada tujuh, bahkan kepada delapan orang, karena engkau tidak tahu malapetaka apa yang akan terjadi di atas bumi (ayat 1-2). Roti adalah makanan, roti dapat berarti kepunyaan. Melemparkan roti bukanlah membuang dengan sembarangan, tetapi mengandung arti memberi dengan ketulusan hati sebab engkau akan mendapatkannya lama sesudah itu. Artinya jika engkau memberi, janganlah kau ingat-ingat pemberianmu, relakanlah itu seperti roti yang dilemparkan ke air, ia tidak akan kelihatan tapi mungkin berarti sebagai makanan pada ikan di air. Dan apabila engkau membagi berkat, memberikan kebahagiaan. jangan hanya kepada satu orang tapi kepada tuiuh malah delapan orang dan lebin banyak lebih baik. Pengkhotbah berkata kita tidak tahu apa yang akan terjadi di muka bumi ini. Jadi selama ada kesempatan untuk membagi berkat, lakukanlah itu dengan ketulusan hati. Berilah dari apa yang ada padamu bukan dari apa yang tidak ada padamu. Berilah dengan hati yang bahagia. bukan dengan terpaksa. Ingatlah, kerelaan hati memberi. pasti mendatangkan kesejahteraan bersama.
        Adik-adik remaja dan pembina remaja yang diberkati Tuhan, bila awan-awan sarat mengandung hujan, maka hujan itu dicurahkannya ke atas bumi: dan bila pohon tumbang ke selatan atau ke utara. di tempat pohon itu jatuh. di situ ia tinggal terletak. Siapa senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur: dan siapa senantiasa melihat awan tidak akan menuai. Scbagaimana engkau tidak mengetahui jalan angin dan tulang-tulang dalam rahim seorang perempuan yang mengandung, demikian juga engkau tidak mengetahui pekerjaan Allah yang melakukan segala sesuatu (ayat 3-5). Hidup ini adalah anugerah Tuhan. Angin yang menghembus akan selalu ada. Pengkhotbah memberi dorongan spiritual yang harus diaktualisasikan dalam giat bekerja yaitu menabur. Karenanya ayat 6 dikatakan, “Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil atau kedua-keduanya sama baik". Bagi adik-adik remaja. rajinlah belajar tuntut ilmu dengan serius. Capailah kesuksesanmu dengan doa dan semangat. Selama alasan “angin” dan “musim” maka orang akan menjadi malas. Selama menunggu situasi dan kondisi baik baru kita membaca Alkitab atau beribadah, maka kita tidak akan jadi membaca Alkitab dengan rutin. Kita tidak mengetahui maksud Tuhan dalam hidup ini. Tetapi yang kita percaya bahwa Tuhan akan menyertai, memberkati setiap pekerjaan kita. Jadi selama ada kesempatan, kerjakanlah apa yang dapat dikerjakan hari ini. Jangan menunda hari esok, sebab hari esok ada kesusahannya sendiri. Jika waktu berdoa, berdoalah. Saat beribadah, beribadahlah. Waktu untuk belaiar, belajarlah. Pakailah waktu anugerah Tuhanmu.
        Adik-adik remaja dan pembina remaja yang diberkati Tuhan, terang itu menyenangkan dan melihat matahari itu baik untuk mata. Oleh sebab itu, jikalau orang panjang umurnya, biarlah ia hersukacita di dalamnya, tetapi hendaklah ia ingat akan hari-hari gelap karena banyak jumlahnya, Segala sesuatu yang datang adalah kesia-siaan. Ada orang tua bergumul karena anak remajanya “pang maraju” dan suka mengancam orang tua. Semoga ia berubah. Ayo! Bersukacitalah senantiasa. Jangan sampai sukacitamu dirampas oleh perselisihan, iri hati, kedengkian, kemabukan. Hikmat berbicara, bersukacitalah senantiasa, tetaplah berdoa. Orang yang bersukacita dalam Tuhan, akan menyadari bahwa hidup ini tidak senang terus, ada saatnya dilanda gelap, mengalami kesusahan. Hendaklah kita ingat hari-hari yang gelap itu. Segala sesuatu yang datang adalah kesia-siaan kata Pengkhotbah. Tuhan Yesus Kristus adalah Hikmat Allah. Yesus Kristus adalah Hikmat bagi kita. “Tetapi oleh Dia, kamu berada dalam Kristus Yesus yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita”(1 Korintus 1:30). Tuhan Yesus memiliki hati sebagai hamba, Ia merendahkan hati, mengerjakan keselamatan dunia. Kemurahan hati Allah di dalam Yesus Kristus telah mendatangkan selamat dunia dan mendatangkan kesejahteraan bersama.
        Adik-adik remaja dan kakak-kakak pembina yang diberkati Tuhan, selama masih ada kesempatan, pakailah waktu Anugerah Tuhanmu, percaya bahwa kemurahan hatimu bagaikan melempar roti di air, memberi bagian pada tujuh sampai delapan orang atau lebih, akan mengerjakan berkat melimpah bagimu sesuai waktu Tuhan. Selamat menabur. Jangan biarkan tanganmu beristirahat. Oleh hikmat Allah, pasti kau akan menuai dengan sukacita. Amin.




Sabtu, 11 Februari 2023

Renungan 12 - 18 Februari 2023 (Bina Remaja)

Pembacaan    : Lukas 6 : 37 - 42
Tema             : Jangan Menghakimi Supaya Engkau Tidak Dihakimi

Syalom! Adik-adik remaja dan kakak-kakak pembina yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus, tema renungan kita “Jangan menghakimi supaya Engkau tidak dihakimi". Apakah kamu pernah menghakimi sesamamu? Atau pernahkah kamu dihakimi? Apa perasaanmu saat menghakimi? Senang? Lebih untung dari yang dihakimi? Dan kalau dihakimi, bagaimana? Apakah hati terkoyak? Pasti marah, sedih bercampur gelisah, seolah siap melawan balik. Inilah suasana hati yang berkaitan dengan soal menghakimi. Menurut KBBI, menghakimi dari kata dasar “hakim” yang mengandung arti mengadili atau berlaku adil sebagai hakim. KataYunani, “Krino” (bentuk kata kerja) yang mengandung maksud mengkritik, mengecam, menilai, mendiskriminasi, memilah antara yang baik dan yang jahat, antara yang benar dan salah. Oleh karena itu melalui Injil Lukas 6:37-42 dan Matius 7:1-5, Tuhan Yesus memberi nasehat, “Janganlah kamu menghakimi maka kamupun tidak akan dihakimi, dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum, ampunilah dan kamu akan diampuni” (ay. 37). Ukuran menghakimi akan diukurkan kepadamu (ay.38). Yesus pun mengatakan pula suatu perumpamaan, “Dapatkah orang buta menuntun orang buta?” Bukankah keduanya akan jatuh dalam lobang? (ay. 39).

Adik-adik remaja dan kakak-kakak pembina yang diberkati Tuhan, saling mempersalahkan telah menjadi kebiasaan. Padahal belum diperiksa, diteliti apakah orang yang dipersalahkan benar-benar salah. Bisa jadi, yang benar disalahkan, yang salah dibenarkan. Sesungguhnya setiap manusia memiliki kekurangan, bisa salah dan berdosa. Seperti perumpamaan Yesus tentang orang buta. Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Dapatkah sama-sama bersalah, berdosa, saling menghakimi? Bukankah keduanya akan jatuh ke lobang? Bukankah dua orang yang saling menghakimi adalah orang-orang yang jatuh dalam dosa? Janganlah senang menganggap dirinya berarti, padahal tidak berarti. Saling menghakimi dan mempersalahkan adalah hal yang sangat sensitif, potensi konflik. Setiap orang punya cara pandang berbeda atas setiap persoalan. Menurut kita, kawan yang satu ini salah, ia patut dihakimi. Sementara menurut pandangan orang lain, kawan itu benar. Di saat kita sebagai remaja dan pembina remaja mulai berprasangka buruk terhadap sesama, itulah akar menuju saling menghakimi. Tergodalah kita, menganggap diri benar, suci dan tak bersalah. Padahal penuh kesalahan, dosa yang tak pernah disadari. Karena itu Yesus kembali memberi teguran, “Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata sesamamu, sedangkan balok dimatamu sendiri tidak kau ketahui?” (ay. 41). Selumbar di mata orang, dapat kau lihat tetapi balok di matamu sendiri tidaklah kau lihat. Melancarkan kritik, ancaman serta tuduhan bersalah pada orang lain padahal diri sendiri penuh dengan kesalahan. Teguran ini mengajak kita para remaja dan pembina remaja untuk mengintrospeksi diri. Mengeluarkan terlebih dahulu balok yang ada di mata kita, barulah kita mengkritik sesama, kritik membangun. Bila ia bersalah, ditegur untuk kembali pada jalan yang benar. Yesus berkata, “Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkan dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari dari mata saudaramu” (ay. 41-42). Orang-orang yang suka mengkritik, mengancam, menghakimi sesama hanya dengan prasangka buruk adalah golongan orang munafik. Nasehat “hal menghakimi” adalah kritikan tajam bagi kaum farisi, saduki, ahli-ahli taurat yang melancarkan tuduhan-tuduhan kesalahan dan ancaman pada Yesus padahal merekalah golongan orang munafik. Kita manusia terbatas untuk menilai kelakuan dan sikap sesama. Tapi Yesus Tuhan tak pernah terbatas untuk langsung mengetahui maksud-maksud jahat orang-orang Yahudi dan maksud-maksud baik dari orang-orang yang berkenan kepada Allah.
Adik-adik remaja dan kakak-kakak pembina yang diberkati Tuhan, tak dapat dipungkiri, ada saja kenakalan-kenakalan remaja di tempat-tempat tertentu yang sampai mengangkat pentung dan pedang dan tawuran antar kampung. Menyedihkan sebab kadang menelan korban. Apa yang dapat kita lakukan supaya terhindar dari cara prasangka buruk dan menghakimi? Lukas 7:37c menjawab, “Ampunilah dan kamu akan diampuni. Sampai berapa kali kita harus mengampuni? Petrus berkata, "sampai 7 kali?" Yesus berkata “Bukan! Aku berkata kepadamu bukan sampai 7 kali melainkan sampai 70 kali 7 kali”(Matius 18:22). Tuhan Yesus adalah contoh konkrit pemberi pengampunan, Yesus telah berkorban. Oleh kasih-Nya Dia memberi pengampunan melalui penebusan sempurna yang dikerjakan di salib Yesus di Kalvari. Bagaimana dengan kamu hai remaja dan pembina remaja? Masih adakah di dalam kehidupan kita persĂ©lisihan, tuduhan dan saling menghakimi? Adakah yang berselisih dengan mama dan papa sampai menghakimi orang tua? Adakah yang berselisih paham antar sesama anggota remaja sehingga sudah saling menghakimi? Masih adakah sesama kakak pembina Komisi Pelayanan Remaja Sinode, Wilayah dan Jemaat, berprasangka buruk? Terimalah ajakan ini: “Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian, dan fitnah, hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu (Efesus 4:31-32) .Janganlah menghakimi supaya kamu tidak dihakimi. Amin.



Sabtu, 04 Februari 2023

Renungan 05 - 11 Februari 2023 (Bina Remaja)

Pembacaan    : Yohanes 15 : 1 - 8
Tema             : Gereja Sehat Berbuah Bagi Kemuliaan Tuhan

Adik-adik Adik-adik remaja dan kakak-kakak pembina yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus, masih ingatkah kita dengan lagu, “Yesus pokok dan Kitalah carangnya"? Ayo... mari kita nyanyikan bersama dengan gerakan. "Yesus pokok dan kitalah carang-Nya..” Bagaimana adik-adik remaja dan pembina remaja, senangkan menyanyikannya? Pasti! Apalagi disertai gerakan. Makna pujian ini sangat bagus. Pembacaan Alkitab dari Yohanes 15:1-8 judulnya “Pokok anggur yang benar". Penginjil Yohanes memberi kesaksian bahwa Tuhan Yesus memberi pernyataan, “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya”. Sudah pernah lihat pohon anggur? Kalau makan buah anggur, umumnya sudah pernah. Buahnya enak, manis dan bermanfaat bagi kesehatan. Anggur adalah tanaman buah merambat yang mempunyai segudang manfaat. Perumpamaan Tuhan Yesus “Akulah pokok anggur yang benar”, tujuannya supaya para murid pengikut Yesus memiliki keyakinan iman percaya bahwa Yesus Kristus adalah sumber kehidupan. “Yesus berkata: kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi” (Matius 28:18). Kuasa kehidupan di sorga dan di bumi ada pada Yesus. Yesus adalah pokok anggur yang benar mengingatkan kita bahwa ada pokok anggur yang tidak benar yang bisa layu dan mati.

Gereja selaku persekutuan orang percaya dinyatakan sehat bila ia berpaut bagai ranting pada pokok anggur yang benar. Pengikut Kristus, orang Kristen termasuk adik-adik remaja dan pembina remaja adalah ranting yang darinya diharapkan berbuah. Ya! Berbuah banyak. “Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah dibersihkan-Nya supaya ia lebih banyak berbuah” (ay. 2). Bagaimana supaya berbuah banyak? Ranting tak bisa hidup dari dirinya sendiri. Ia tidak dapat berbuah bila ia tidak tinggal pada pokok anggur. Ia tidak berbuah benar jika tidak pada pokok anggur yang benar. Pokok anggur yang benar adalah Yesus Kristus Tuhan, Juruselamat dunia. Ranting-ranting-Nya adalah Gereja: persekutuan orang percaya yang taat dan setia. Yesus berkata,“Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu, ... barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam Dia, ia berbuah banyak”. Kunci gereja yang berbuah ialah tinggal di dalam Yesus. Sebuah peringatan dari Yesus bahwa, “di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa". Dan katanya lagi, “Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang keluar seperti ranting dan menjadi kering, dikumpul dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar”.

Adik-adik remaja dan kakak-kakak pembina yang diberkati Tuhan, betapa penting melalui perumpamaan ini Yesus berpesan bahwa para pengikut Kristus, Gereja Tuhan, tidak boleh tidak, harus berbuah. Buah-buahan apa yang kamu kenal? Coba kita sebutkan: Mangga, manggis, pepaya, apel, rambutan, semangka, anggur, dan masih banyak lagi. Semua jenis buah ini enak dan bermanfaat bagi kesehatan. Gereja di dalamnya remaja dan pembina remaja diharapkan sehat dan berbuah. Apakah remaja yang berbuah adalah remaja yang berubah wujud menjadi buah anggur? Menjadi semangka? Tidak! Gereja yang sehat, yang tinggal di dalam Yesus, yang percaya pada Yesus adalah gereja yang hidupnya berbuah kebenaran, hidupnya penuh dengan buah-buah roh. “Tetapi buah Roh ialah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Galatia 5:22-23a). Gereja yang hidup oleh roh, baiklah hidupnya dipimpin oleh roh. Jika gereja sehat maka ia akan berbuah untuk kemuliaan Tuhan. Yesus berkata, "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki dan kamu akan menerimanya". Betapa baiknya Yesus Tuhan. Firman Tuhan adalah jaminan. Di kala sakit, kita meminta kesembuhan. Di saat lemah, memohon kekuatan. Di kala sementara studi, minta hikmat. Saat pergumulan ekonomi, memohon belas kasihan. Pokok anggur yang benar sangat peduli, Ia adalah sumber segala berkat. Yesus berkata,“Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku” (ay. 8). Penginjil Yohanes sangat menekankan hubungan Allah Bapa dan Anak. Yohanes 3:16, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia mengaruniakan anak-Nya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan memperoleh hidup yang kekal”.

Adik-adik remaja dan kakak-kakak pembina yang diberkati Tuhan, besar kasih Allah Bapa untuk dunia. Oleh Yesus Kristus Anak Allah, dunia diselamatkan. Karena itu setiap orang yang percaya pada Yesus yang adalah pokok anggur yang benar haruslah berbuah. Jika kamu berbuah kasih, maka kamu dapat melawan buah daging: perseteruan, perselisihan, kedengkian. Jika kamĂș memiliki sukacita, maka amarah dan roh pemecah akan beranjak darimu. Jika kamu memiliki damai sejahtera, maka iri hati, hawa nafsu, kecemasan akan menjauh darimu. Jika kamu memiliki kesabaran, kemurahan, kebaikan dan kesetiaan serta lemah lembut maka kepentingan diri sendiri tidak akan menghambat dirimu untuk tetap berbuah. Dan jika kita hidup dalam roh penguasaan diri, maka percabulan, penyembahan berhala dan pesta pora tidak akan merampas benih-benih untuk tetap berbuah bagi Allah. Demikian kamu mempermuliakan Allah Bapa, berbuah bagi kemuliaan Allah. Terpujilah Tuhan kita Yesus Kristus pokok anggur yang benar. Yesus pokok dan kitalah rantingnya. Pastilah kita berbuah. Amin.



Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More