Minggu, 10 April 2022

Renungan 10-16 April 2022 (Bina Remaja)

Pembacaan: Lukas 23:33-43

Tema: TERSALIB SEKALIPUN TIDAK BERSALAH

Syaloom. Damai di hati...

Saudara-saudaraku yang dikasihi oleh Tuhan, setiap orang bertanggung jawab atas perbuatannya. Karena itu ada istilah, “berani berbuat, berani bertanggung jawab”. Tetapi Yesus, Tuhan kita mengalami sengsara dan menjalani derita bahkan mati tersalib untuk menanggung apa yang yang tidak diperbuatNya. Hukuman mati dengan cara disalibkan adalah sebuah kutukan dan hukuman bagi penjahat kaliber. Orang yang disalib adalah orang yang terkutuk, terhukum dan terjahat. Tapi Yesus disalibkan bukan karena Ia terkutuk, bukan karena Ia pantas terhukum juga dan bukan karena perbuatan kejahatan. Yesus disalibkan karena suatu tanggung jawab dalam karya kasihNya untuk menggantikan manusia terkutuk, manusia terhukum, manusia yang melakukan kejahatan dan manusia yang berdosa yaitu kita semua.

Yesus bertanggung jawab atas dosa yang dilakukan manusia. Oleh karena dosa itu, manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Pengorbanan dan kematian Tuhan Yesus adalah bukti kasih Allah kepada umatNya dan juga seruan pertobatan untuk menerima kasihNya yang besar itu. Sehingga peringatan yang kita lakukan adalah juga untuk melihat diri kita sudah sejauh mana sikap dan perbuatan kita mencerminkan kasih dan pengampunan dari Kristus untuk menerima anugerahNya. Bagaimana kita mau menyadari kekurangan kita dihadapan salib Kristus? Dengan cara meratapi kesalahan kita dan mau memberi diri untuk hidup dalam pertobatan yang sungguh dan mau mengasihi sebagai bentuk ucapan syukur karena Yesus telah terlebih dahulu mengasihi umatNya.

Di Bukit Golgota Yesus disalibkan bersama dua orang penjahat. Yesus terhitung di antara para pemberontak. Meskipun pemimpin Yahudi dan orang banyak telah memposisikan Yesus sebagai seorang penjahat tetapi mereka terus mempermalukan Yesus. Mereka membuang undi untuk membagi pakaian Yesus.para pemimpin mengejek Yesus. Para prajurit mengolok-olokan Yesus. Mereka bukan hanya menyiksa tubuh Yesus, mereka bukan hanya mempermalukan harga diri Yesus tapi mereka juga menginjak-injak status Yesus sebagai Mesias dan Raja. Bahkan menghujat Yesus selaku Juruselamat. Siksaan dan derita yang Yesus alami bukan hanya secara fisik saja tetapi juga keilahianNya. Orang banyak yang selalu berkerumun untuk mendengar pengajaran Yesus dan menyaksikan mujizat-mijuzat Yesus hanya berkerumun menonton peristiwa itu seperti menonton sebuah film. Perempuan-perempuan yang selalu mengikuti Yesus bahkan tidak sanggup untuk mendekat. Mereka berdiri jauh-jauh dan melihat semuanya itu. Para muridNya tidak disebutkan berada dimana, tetapi sudah tentu mereka telah meninggalkan Yesus.

Yesus menjadi yang terhukum dan ditolak oleh manusia yang ditebusNya. Sungguh pengorbanan yang luar biasa. Jika dilihat dari konteks saat ini mungkin sangat jarang terlihat ada orang yang mau memberi diri berkorban untuk sesuatu hal bagi orang lain. Contoh saja, ada sebagian orang ketika menolong orang mereka pasti bertanya terlebih dahulu, apa yang akan didapat jika menolong kamu? Atau apa yang saya peroleh jika saya membantu kamu? Hal-hal ini yang hendak menunjukkan bahwa sekalipun manusia kaya dalam dunia ini namun dia sangat miskin jika dibandingkan dengan pengorbanan dan kasih Allah. Sebagai remaja-remaja Kristen hendaklah juga kita mau tetap terus memperbaharui diri ini dan mau tetap hidup dalam kasih dan tuntunan Tuhan sebab apa yang telah Tuhan buat bagi kita, semua tak dapat terbalaskan kecuali kita mau untuk tetap memberi seisi kehidupan ini dalam pelayanan kepada Tuhan.

Jadilah remaja-remaja yang mau meneladankan sosok Kristus dalam kehidupan agar supaya buah-buah kebenaran akan selalu ditunjukkan karena kita ini adalah anak-anak Allah yang mau mendengar bahkan mau melakukan apa yang menjadi kehendak kasihNya dalam kehidupan kita sebagai orangorang yang percaya kepadaNya. Amin.


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More