Pembacaan: Titus 1:1-16
Keteladanan dan Kompetensi Pelayan Tuhan
Syalom…Damai di hati…
Adik-adik remaja dan kakak-kakak pembina remaja yang dikasihi dan
diberkati Tuhan, kitab Titus adalah surat Paulus kepada Titus sahabatnya.
Titus memiliki peran yang penting secara khusus dalam perkembangan
jemaat di Korintus (2 Kor 2:13). Titus ditinggalkan Paulus di Kreta untuk
meneruskan pekerjaan Pekabaran Injil di sana dengan cara mengatur,
menata dan menetapkan penatua-penatua. Dalam pasal 2 kita bisa lihat
bahwa amanat yang diberikan adalah memberi nasehat kepada jemaat
termasuk di dalamnya adalah anak muda (remaja) agar menghadirkan
keteladanan.
Adik-adik remaja dan kakak-kakak pembina, pembacaan Firman Tuhan saat
ini berbicara tentang keteladanan dan kompetensi seorang Pelayan Tuhan
dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Seorang pelayan Tuhan
harus mempunyai motivasi yang benar, karena memiliki motivasi yang
benar adalah dasar melayani Tuhan. Oleh sebab itu saat melayani Tuhan
kita harus memiliki hati yang benar, karena melayani Tuhan adalah tindakan
membalas kasih Tuhan bukan untuk mencari hormat dan keuntungan
diri sendiri. Paulus pun berpesan kepada Titus agar ia berhati-hati dalam
memilih penatua atau pelayan Tuhan. Dalam penguraian Paulus tentang
persyaratan untuk menjadi penatua adalah harus orang yang memiliki
motivasi dan niat yang baik. Kehidupan yang layak dan pantas untuk
diteladani, menjadi berkat bagi kehidupan orang banyak. Selain terhindar
dari hal-hal yang buruk, seorang penatua harus memiliki teladan hidup yang baik, memiliki nilai sosial yang tinggi, yaitu suka memberi tumpangan,
bijaksana, adil, saleh dan dapat menguasai diri. Seorang yang menjadi
pelayan Allah adalah orang yang memiliki kebenaran yang tak bercacat,
tidak menuntut hak bagi dirinya sendiri. “Menguasai diri memiliki arti
kekuatan dalam sifat yang berasal dari dalam diri untuk mampu menahan
diri dari segala hawa nafsu.
Selanjutnya, Paulus mensyaratkan bahwa orang yang menjadi pelayan
Tuhan adalah orang yang berpegang kepada perkataan yang benar, tidak
bisa digoyahkan pengertiannya oleh pernyataan-pernyataan sesat. Selain
itu, bahwasannya seorang penatua adalah orang yang memiliki keahlian
dalam menasihati dan mempertahankan ajaran bahkan meyakinkan para
penentang-penentangnya. Paulus menyatakan dengan tegas supaya
mereka berpegang kuat pada ajaran yang sesuai dengan yang pernah
Paulus ajarkan bagi mereka. Kepercayaan adalah soal yang sangat
penting, dan setiap fakta yang ada harus dimengerti oleh setiap orang
dalam segala zaman. Sebab di luar dari kebenaran yang pernah Paulus
sampaikan, itu adalah sesat. Dalam jemaat yang ada di Kreta, terdapat
pola kehidupan yang tidak sesuai dengan ajaran yang benar. Hal ini
jelas karena Paulus mencatat bahwa para penganut paham lain itu terdiri
dari orang-orang Yahudi yang memegang hukum sunat. Keadaan ini
mengakibatkan kehidupan yang tidak tertib dan semacam omong kosong
yang menyesatkan orang lain. Paulus dengan tegas menyatakan bahwa
orang-orang demikian harus dibungkam mulutnya. Ini adalah pernyataan
dan sikap Paulus yang tegas terhadap ajaran-ajaran yang sesat. Sudah
tentu bahwa dalam hal ini, orang-orang itu tidak boleh diberikan kesempatan
untuk mengajar atau menjadi pengurus, sebab apa yang mereka lakukan
hanya akan mempengaruhi kehidupan orang lain menjadi tidak lebih baik
dari kehidupan sebelumnya.
Di dalam pembacaan kita saat ini ini dapat diketahui bahwa, orangorang Kreta mempunyai reputasi yang buruk. “Paulus mengutip penyair
Epimenides, seorang Kreta, yang mungkin telah dikutipnya ketika ia
berpidato di Areopagus. Yang dikutip adalah sebuah sajak “Dasar orang
Kreta pembohong, binatang buas, pelahap yang malas.” Orang Kreta adalah
sisa suatu bangsa besar yang merosot, yang telah mendirikan peradaban
Yunani Minoa 2000 tahun sebelum Kristus. Kenangan rakyat yang samarsamar tentang kekuasaan yang sudah lenyap mungkin sudah merusakkan
jiwa rakyat jelata. Sebuah peribahasa pada jaman Paulus adalah “Kretizein
pros Kreta”, artinya berbohong kepada seorang pembohong. Epimenides
sedang menunjuk kepada pernyataan orang-orang Kreta bawah di pulau
mereka terdapa kubur Zeus, ajaran sesat yang melampaui batas. Jadi
sebagai pemimpin rohani, Titus memiliki tugas merubuhkan sifat-sifat yang
tidak baik di antara orang Kreta. Titus bertugas merobohkan “pengetahuan”
orang Kreta terhadap dongeng-dongeng dan kewenangan Paulus dan yang
menolak kebenaran Allah.
Di akhir pembacaan kita, Paulus memberikan gambaran tentang kehidupan
orang yang terdiri dari dua gambaran yang bertolak belakang. Bagi orang
suci, semuanya suci, artinya bahwa ketika seseorang hidup suci di hadapan
Allah, ia bisa menjadikan suci apa yang ia terima, dan ia hanya menerima
yang suci. Yang suci akan selalu suci bagi orang suci. Sedangkan bagi
orang najis, segala sesuatu adalah najis, bahkan yang suci sekalipun bisa
menjadi najis. “Yang dimaksud Paulus adalah bahwa tak seorang pun dalam
cara apapun dapat menguraikan dosa, kecuali ia memulai suatu kehidupan
yang diserahkan kepada Allah. Sedangkan bagi orang jahat, apa pun yang
baik akan menjadi jahat.” Akibat dari kehidupan itu, muncul kehidupan yang
berpura-pura. Orang mengaku orang percaya, tetapi kehidupannya jauh dari ukuran kehidupan yang layak bagi orang percaya.
Adik-adik remaja dan kakak kakak pembina, dalam kenyataannya banyak
pelayan Tuhan yang tidak mampu menegur anggota jemaatnya padahal
mereka melakukan kekeliruan. Begitu pula dalam pelayanan remaja, banyak
pembina remaja yang nda mampu mo tegur tu adik-adik remaja padahal
dorang da bekeng so salah. Hal ini menjadi perenungan bagi para hamba
Tuhan termasuk di dalamnya para pembina remaja. Untuk itu kita selaku
orang percaya harus menjaga kesucian batin kita. Menjaga kesucian batin
berarti segala pikiran dan kesadaran moral kita dikuasai oleh Kristus.
Hal ini memang tidak mudah dan menjadi pergumulan bagi kita selaku
orang percaya di sepanjang hidup. Hidup dengan kesucian merupakan
perjuangan pikiran dan kesadaran moral kita untuk senantiasa melawan
segala yang jahat atau kotor. Pikiran dan kesadaran moral harus diarahkan
kepada hal-hal yang baik atau suci sehingga menghasilkan perbuatan baik.
Kesucian akan menghasilkan buahnya yaitu perbuatan-perbuatan baik dan
menentukan kesucian lahiriah. Amin.
0 komentar:
Posting Komentar