Format Panduan Ibadah Bagi MC

Format Panduan Ibadah Bagi MC

Contoh Doa Pembukaan

Contoh Doa Pembukaan

Contoh Doa Pengakuan Dosa

Contoh Doa Pengakuan Dosa

Lagu-lagu Remaja GMIM

Lagu-lagu Remaja GMIM

Lagu-Lagu Pujian

Lagu-Lagu Pujian

Senin, 28 Februari 2022

Renungan 27 Februari - 5 Maret 2022 (Bina Remaja)

Pembacaan: 1 Korintus 1:10-17

Tema: Solidaritas Dalam Pelayanan

Syalom. Damai di hati... Apa kabar hari ini? Semoga torang semua tetap terus kompak dan selalu bersama dalam pelayanan dimanapun torang berada. Ade-ade remaja dan kakak-kakak pembina yang dikasihi dan diberkati oleh Tuhan kita Yesus Kristus, setiap torang pastinya mempunyai perbedaan masing-masing sesuai dengan karunia yang diberikan Tuhan for torang semua, sedangkan anak kembar sekalipun pastinya mempunyai perbedaan. Apakah perbedaan ini menjadi tantangan for torang semua? Perbedaan merupakan tantangan torang semua, karna kalo nda ada perbedaan itu bukan tantangan. Tuhan menciptakan torang dengan karakter yang berbeda-beda, talenta yang berbeda. Maka dari itu perbedaan menjadi sebuah tantangan for torang supaya torang boleh bersatu, bersama, seia sekata, deng torang nda mo terpecah-pecah. Apa yang nda ada pa torang, ada pa orang laeng, begitu juga sebaliknya. Jadi kalo torang bersama, torang boleh saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Maka itu yang disebut solidaritas, melengkapi yang kurang, supaya torang boleh lebih kuat, senasib dan satu rasa, apalagi dalam pelayanan demi mencapai satu tujuan untuk kemuliaan nama Tuhan.

Pembacaan kali ini mengingatkan kita semua untuk tetap bersama walaupun kita semua berbeda cara berpikir. Dalam bacaan ini dituliskan ada yang dari golongan Paulus karena ia mengajar kasih karunia, ada yang dari golongan Apolos karena dia fasih ato lancar ba cerita, ada yang golongan Kefas karena ia dulu bersama Yesus dan ada yang dari golongan Yesus. Jemaat di Korintus pada waktu itu, ternyata tidak menjadikan Yesus Kristus sebagai pusat Firman ato Injil atau Kabar Baik, tapi mereka lebih fokus pada pemimpinnya masing-masing. Itu noh tuh Paulus, Apolos dan Kefas. Mereka tidak lagi menyediakan diri sebagai alat dalam karya keselamatan Allah, tetapi mereka malahan telah memperalat karya keselamatan Allah untuk kepentingan diri dan kelompoknya. So karena itu Paulus ba feto pa dorang ato tegor pa jemaat di Korintus pada waktu itu demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir. Bersyukur pada waktu itu, Paulus nda tergoda deng dia pe jemaat yang puja-puji pa Paulus, mar Paulus cuma tegor supaya semua golongan terfokus pada Yesus Sang Kepala Jemaat pada waktu itu sampai sekarang, supaya tetap bersatu seia sepikir dalam Yesus Kristus.

Karena ketika ada perpecahan dalam jemaat akan merusak Tubuh Kristus, merusak kesatuan dalam Jemaat. Misalnya dalam remaja ada kolompok tarian, rebana ato banners ato kelompok-kelompok laeng, kalo cuma mementingkan kelompok masing-masing dan tidak mempedulikan yang lainnya, maka akan terjadi perselisihan dan perpecahan. Padahal boleh mo bersatu, sehati sepikir dan saling melengkapi, mar karena egois masingmasing kelompok dan mementingkan diri sendiri maka rusak noh. Untuk itu marijo torang sama-sama kase ilang tuh egois masing-masing, memang torang semua beda-beda tuh talenta, tapi kiranya perbedaan itu yang saling melengkapi kita semua, supaya torang mo jadi kuat, jadi satu, tetap solid deng nda egois dalam pelayanan untuk kemuliaan nama Tuhan yang torang imani dan percaya bersama. Amin.

Sabtu, 19 Februari 2022

Renungan 20-26 Februari 2022 (Bina Remaja)

Pembacaan: Titus 1:1-16

Keteladanan dan Kompetensi Pelayan Tuhan

Syalom…Damai di hati… 
Adik-adik remaja dan kakak-kakak pembina remaja yang dikasihi dan diberkati Tuhan, kitab Titus adalah surat Paulus kepada Titus sahabatnya. Titus memiliki peran yang penting secara khusus dalam perkembangan jemaat di Korintus (2 Kor 2:13). Titus ditinggalkan Paulus di Kreta untuk meneruskan pekerjaan Pekabaran Injil di sana dengan cara mengatur, menata dan menetapkan penatua-penatua. Dalam pasal 2 kita bisa lihat bahwa amanat yang diberikan adalah memberi nasehat kepada jemaat termasuk di dalamnya adalah anak muda (remaja) agar menghadirkan keteladanan.

    Adik-adik remaja dan kakak-kakak pembina, pembacaan Firman Tuhan saat ini berbicara tentang keteladanan dan kompetensi seorang Pelayan Tuhan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Seorang pelayan Tuhan harus mempunyai motivasi yang benar, karena memiliki motivasi yang benar adalah dasar melayani Tuhan. Oleh sebab itu saat melayani Tuhan kita harus memiliki hati yang benar, karena melayani Tuhan adalah tindakan membalas kasih Tuhan bukan untuk mencari hormat dan keuntungan diri sendiri. Paulus pun berpesan kepada Titus agar ia berhati-hati dalam memilih penatua atau pelayan Tuhan. Dalam penguraian Paulus tentang persyaratan untuk menjadi penatua adalah harus orang yang memiliki motivasi dan niat yang baik. Kehidupan yang layak dan pantas untuk diteladani, menjadi berkat bagi kehidupan orang banyak. Selain terhindar dari hal-hal yang buruk, seorang penatua harus memiliki teladan hidup yang baik, memiliki nilai sosial yang tinggi, yaitu suka memberi tumpangan, bijaksana, adil, saleh dan dapat menguasai diri. Seorang yang menjadi pelayan Allah adalah orang yang memiliki kebenaran yang tak bercacat, tidak menuntut hak bagi dirinya sendiri. “Menguasai diri memiliki arti kekuatan dalam sifat yang berasal dari dalam diri untuk mampu menahan diri dari segala hawa nafsu.

    Selanjutnya, Paulus mensyaratkan bahwa orang yang menjadi pelayan Tuhan adalah orang yang berpegang kepada perkataan yang benar, tidak bisa digoyahkan pengertiannya oleh pernyataan-pernyataan sesat. Selain itu, bahwasannya seorang penatua adalah orang yang memiliki keahlian dalam menasihati dan mempertahankan ajaran bahkan meyakinkan para penentang-penentangnya. Paulus menyatakan dengan tegas supaya mereka berpegang kuat pada ajaran yang sesuai dengan yang pernah Paulus ajarkan bagi mereka. Kepercayaan adalah soal yang sangat penting, dan setiap fakta yang ada harus dimengerti oleh setiap orang dalam segala zaman. Sebab di luar dari kebenaran yang pernah Paulus sampaikan, itu adalah sesat. Dalam jemaat yang ada di Kreta, terdapat pola kehidupan yang tidak sesuai dengan ajaran yang benar. Hal ini jelas karena Paulus mencatat bahwa para penganut paham lain itu terdiri dari orang-orang Yahudi yang memegang hukum sunat. Keadaan ini mengakibatkan kehidupan yang tidak tertib dan semacam omong kosong yang menyesatkan orang lain. Paulus dengan tegas menyatakan bahwa orang-orang demikian harus dibungkam mulutnya. Ini adalah pernyataan dan sikap Paulus yang tegas terhadap ajaran-ajaran yang sesat. Sudah tentu bahwa dalam hal ini, orang-orang itu tidak boleh diberikan kesempatan untuk mengajar atau menjadi pengurus, sebab apa yang mereka lakukan hanya akan mempengaruhi kehidupan orang lain menjadi tidak lebih baik dari kehidupan sebelumnya.

    Di dalam pembacaan kita saat ini ini dapat diketahui bahwa, orangorang Kreta mempunyai reputasi yang buruk. “Paulus mengutip penyair Epimenides, seorang Kreta, yang mungkin telah dikutipnya ketika ia berpidato di Areopagus. Yang dikutip adalah sebuah sajak “Dasar orang Kreta pembohong, binatang buas, pelahap yang malas.” Orang Kreta adalah sisa suatu bangsa besar yang merosot, yang telah mendirikan peradaban Yunani Minoa 2000 tahun sebelum Kristus. Kenangan rakyat yang samarsamar tentang kekuasaan yang sudah lenyap mungkin sudah merusakkan jiwa rakyat jelata. Sebuah peribahasa pada jaman Paulus adalah “Kretizein pros Kreta”, artinya berbohong kepada seorang pembohong. Epimenides sedang menunjuk kepada pernyataan orang-orang Kreta bawah di pulau mereka terdapa kubur Zeus, ajaran sesat yang melampaui batas. Jadi sebagai pemimpin rohani, Titus memiliki tugas merubuhkan sifat-sifat yang tidak baik di antara orang Kreta. Titus bertugas merobohkan “pengetahuan” orang Kreta terhadap dongeng-dongeng dan kewenangan Paulus dan yang menolak kebenaran Allah.

    Di akhir pembacaan kita, Paulus memberikan gambaran tentang kehidupan orang yang terdiri dari dua gambaran yang bertolak belakang. Bagi orang suci, semuanya suci, artinya bahwa ketika seseorang hidup suci di hadapan Allah, ia bisa menjadikan suci apa yang ia terima, dan ia hanya menerima yang suci. Yang suci akan selalu suci bagi orang suci. Sedangkan bagi orang najis, segala sesuatu adalah najis, bahkan yang suci sekalipun bisa menjadi najis. “Yang dimaksud Paulus adalah bahwa tak seorang pun dalam cara apapun dapat menguraikan dosa, kecuali ia memulai suatu kehidupan yang diserahkan kepada Allah. Sedangkan bagi orang jahat, apa pun yang baik akan menjadi jahat.” Akibat dari kehidupan itu, muncul kehidupan yang berpura-pura. Orang mengaku orang percaya, tetapi kehidupannya jauh dari ukuran kehidupan yang layak bagi orang percaya.

    Adik-adik remaja dan kakak kakak pembina, dalam kenyataannya banyak pelayan Tuhan yang tidak mampu menegur anggota jemaatnya padahal mereka melakukan kekeliruan. Begitu pula dalam pelayanan remaja, banyak pembina remaja yang nda mampu mo tegur tu adik-adik remaja padahal dorang da bekeng so salah. Hal ini menjadi perenungan bagi para hamba Tuhan termasuk di dalamnya para pembina remaja. Untuk itu kita selaku orang percaya harus menjaga kesucian batin kita. Menjaga kesucian batin berarti segala pikiran dan kesadaran moral kita dikuasai oleh Kristus. Hal ini memang tidak mudah dan menjadi pergumulan bagi kita selaku orang percaya di sepanjang hidup. Hidup dengan kesucian merupakan perjuangan pikiran dan kesadaran moral kita untuk senantiasa melawan segala yang jahat atau kotor. Pikiran dan kesadaran moral harus diarahkan kepada hal-hal yang baik atau suci sehingga menghasilkan perbuatan baik. Kesucian akan menghasilkan buahnya yaitu perbuatan-perbuatan baik dan menentukan kesucian lahiriah. Amin.

Sabtu, 12 Februari 2022

Renungan 13-19 Februari 2022 (Bina Remaja)

 Pembacaan: 2 Korintus 11:7-33

Integritas dan Komitmen Pelayan Tuhan


Syalom. Damai di hati... 

    Adik-adik remaja dan kakak-kakak pembina remaja GMIM, tema renungan kita untuk seminggu berjalan ini adalah Integritas dan Komitmen Pelayan Tuhan. Bagus sekali memang ini tema. Apalagi pas di minggu ini di tanggal 14 Februari adalah hari kasih sayang atau yang sering torang sebut hari Valentine. Nah, cocok skali memang ini Integritas dan Komitmen torang bahas. Apa yang membuat orang bisa mempertahankan Integritasnya dan apa yang bisa membuat seseorang menjaga Komitmenya? Satu kata saja jawabannya: “KASIH”.

    Namun, sebelum lebih jauh torang bahas tema ini perlu torang pahami bersama arti dua kata ini: Integritas dan Komitmen. Nda usah panjang lebar, nda perlu susah-susah mo mengartikan dua kata ini sebenarnya. Integritas adalah apa yang torang bilang itu yang torang beking. Integritas adalah bagaimna torang menjadi orang yang sama di depan banyak orang atau ketika tidak ada orang. Integritas adalah bagaimana torang menjalani torang pe kehidupan sebagai orang Kristen seperti bagaimana Tuhan Yesus hidup. Kan torang adalah orang Kristen, kalau torang so mangaku torang orang Kristen, berarti torang p hidup juga harus seperti Tuhan Yesus. Karena arti kata Kristen adalah Pengikut Kristus. Bukan hanya mengikuti kemana Tuhan Yesus pergi, tapi juga mengikuti apa yang Tuhan Yesus beking. Komitmen adalah sebuah keputusan yang torang ambil. Keputusan seperti apa? Tentunya keputusan yang berkenan di hadapan Tuhan. Nah, kalau sesuai tema kita integritas dan komitmen pelayanan Tuhan, maka bagaimana kita 13-19 Februari 2022 Integritas dan Komitmen Pelayan Tuhan 2 Korintus 11:7-33 9 sebagai pelayan Tuhan yang berintegritas dan berkomitmen untuk melayani Tuhan?

    Dalam pembacaan kita yang terdapat dalam 2 Korintus 11:7-33 menceritakan bagaimana Paulus tidak mementingkan diri sendiri melainkan tetap setia melayani Tuhan walaupun banyak pergumulan yang ia alami. Integritas dan komitmen seseorang akan diuji oleh waktu, dimana dalam menjalani waktu kita pasti akan mengalami susah senang. Nah, di saat senang tentunya akan begitu mudah kita mengucap syukur dan berkata, “terima kasih Tuhan Yesus, Engkau baik”. Namun ketika kita mengalami banyak pergumulan, apakah kita akan tetap berintegritas dan menjaga komitmen kita sebagai pengikut Kristus.

    Keadaan susah senang pasti datang, akan ada waktunya kita pasti mengalaminya. Nah, untuk itu kita perlu mempersiapkan diiri kita untuk menjalaninya dan tentunya melewatinya dan menjadi pemenang. Seperti yang torang bahas di awal tadi, yang bisa memampukan kita tetap berintegritas di keadaan yang sulit, untuk kita bisa mempertahakan komitmen kita di masa sulit, kita perlu alasan yang tepat untuk bertahan dan melewati semua pergumulan hidup. Kasih merupakan alasan yang tepat. Ketika kita benar-benar mengasihi Kristus kita akan bertahan menghadapi pergumulan, kita akan mampu melewati segala permasalahan hidup sambil tetap menjaga integritas dan mempertahankan komitmen kita.

    Mari kita belajar dari keteladanan Tuhan Yesus Kristus. Yohanes 3:16, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”. Karena begitu besar kasih-Nya sehingga Tuhan Yesus tetap menjaga integritas-Nya sebagai Anak Allah. Karena kasih, Tuhan Yesus tetap menjaga komitmen- 10 Nya untuk menyelamatkan kita manusia. Walaupun Dia harus mengalami penderitaan, hinaan, cacian, cambuk, mahkota duri hingga disalib sampai mati. Dia tetap menjaga integritas-Nya, Dia tetap bertahan menjaga komitmen-Nya untuk menyelamatkan kita. Kasih adalah alasan yang tepat. Bahkan kasih adalah satu-satunya alasan yang dapat memampukan kita menjaga integritas kita sebagai orang Kristen dan mempertahankan komitmen kita untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah sampai Tuhan datang kembali, Dia boleh mendapatkan kita tetap setia.

    Nah, berikut beberapa ayat Alkitab tentang kasih. Matius 22:34-40 “Hukum yang terutama”. Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membuat orang-orang Saduki itu bungkam, berkumpullah mereka dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia: “Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?“ Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.“ Kemudian dalam 1 Korintus Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin 

Sabtu, 05 Februari 2022

Renungan 6-12 Februari 2022 (Bina Remaja)

Pembacaan: Bilangan 8:5-22

Jabatan Pelayanan Adalah Persembahan Unjukkan Bagi Tuhan


    Syalom. Damai di hati... Remaja dan pembina remaja GMIM, apa kabar hari ini? “Siap, Berakar, Bertumbuh dan Berbuah bagi Kristus! Yes, yes, yes, saya diberkati. Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat kemurahan Tuhan sehingga kita boleh ada sebagaimana kita ada saat ini di bulan kedua di Tahun 2022 dan masih diberikan kesehatan serta kekuatan oleh Tuhan. Kita yakin dan percaya semua itu adalah kasih karunia Tuhan. 

    Adik-adik remaja dan kakak-kakak pembina yang diberkati Tuhan, setiap orang yang diberikan kepercayaan untuk memegang suatu jabatan, maka ia akan dilantik untuk mengukuhkan jabatannya. Dalam pelantikan tersebut, selain diambil janjinya, ia pun menyatakan sumpahnya menurut Agama yang dianutnya. Dalam Gereja dikenal dengan istilah Pelantikan, Peneguhan, Pengutusan, dan lain-lain. Pasti juga ada adik-adik remaja yang di sekolah pernah ketika misalnya diberikan kepercayaan menjadi Ketua OSIS atau Pengurus OSIS, Pramuka, Palang merah, atau dalam suatu kegiatan sekolah adik-adik menjadi Panitia/Tim Kerja. Nah, itulah jabatan yang adik-adik pegang. Begitu pun kakak-kakak pembina ketika dipercayakan menjadi Komisi Pelayanan Remaja, Pembina Remaja, Panitia/Tim Kerja, Pengurus Karang Taruna dan Pengurus organisasi lainnya, atau di Kantor dipercayakan menjadi Manajer, Kepala Seksi/Bidang/Bagian, Dokter, Perawat, dan lainnya sesuai bidang pekerjaan masing-masing. Biasanya sebelum melaksanakan tugas-tugas, kita akan dipersiapkan dengan proses yang ditetapkan, ada yang ditanya kesediaan diri, komitmen dan dilantik. Jabatan merupakan kedudukan yang menunjukkan tugas, fungsi, tanggung 6-12 Februari 2022 Jabatan Pelayanan Adalah Persembahan Unjukkan Bagi Tuhan Bilangan 8:5-22 5 jawab, wewenang dan hak dalam suatu satuan organisasi. Jabatan adalah amanah yang diemban untuk dilaksanakan penuh tanggung jawab. Begitu pun jabatan dalam suatu pelayanan, dibutuhkan pemberian diri kita untuk melayani Tuhan. Akan tetapi, seringkali jabatan pelayanan itu dijadikan batu loncatan untuk sebuah kepentingan atau untuk mencari popularitas dan lain-lain. Bahkan demi suatu jabatan pelayanan, tak bisa dipungkiri kadang sebagai manusia berlomba-lomba untuk mendapatkannya. Mungkin ada yang menggunakan cara yang menyimpang dan mungkin ada juga ketika dalam pelaksanaan pelayanan, ketika sudah dipercayakan jabatan, yang bersangkutan tidak dapat melakukan tugas pelayanan dengan baik karena berbagai alasan. Dan hal ini sudah menggeser makna sesungguhnya dari sebuah pelayanan untuk Tuhan. Untuk itu, tema di minggu berjalan ini diingatkan kepada kita bahwa “Jabatan Pelayanan adalah Persembahan Unjukkan Bagi Tuhan.” 

    Adik-adik remaja dan kakak-kakak pembina yang dikasihi Tuhan, apa sih yang kita pahami tentang Persembahan Unjukkan? Nah, mari kita belajar bersama melalui bacaan Alkitab saat ini dalam Bilangan 8:5-22 yang menyajikan penahbisan orang lewi dalam jabatan imam di Kemah Suci. Penahbisan orang lewi sangat penting untuk mempersiapkan mereka melayani di Kemah Suci sebagai pembantu imam. Penahbisan Suku Lewi untuk membantu pekerjaan kaum imam di Kemah Suci. Harun yang mewakili umat harus mengunjukkan Kaum Lewi sebagai Persembahan Unjukkan (ayat 11). Hal ini merupakan tanda bahwa orang-orang lewi dipersembahkan kepada Allah. Artinya, mereka sepenuhnya akan melayani Tuhan dengan membantu para imam dan umat di Kemah Suci. Persembahan Unjukkan menjadi bagian korban keselamatan untuk para imam (Imamat 7:28-34). Persembahan ini diunjukkan ke arah Kemah Pertemuan sebagai tanda penyerahan diri kepada Allah dan kemudian diunjukkan ke arah Imam, yang menunjukan bahwa Tuhan menyerahkan 6 persembahan itu kepada mereka. Untuk itu, Kaum Lewi harus ditahirkan dari tengah-tengah orang Israel (ayat 14). 

    Nah, dari cerita bagian Alkitab ini, kita belajar tentang proses peneguhan/ pelantikan atau persiapan para pelayan Tuhan. Dalam Gereja, kita pun mengenal jabatan pelayanan seperti Pendeta, Guru Agama, Penatua, Diaken, Kostor Gereja, Pegawai Kantor Gereja, Pengurus Komisi Gereja, Koordinator UPK BIPRA Kolom, Komisi Pelayanan Remaja, Pembina Remaja dan lain-lain. Di dalam Gereja juga, proses ini mungkin paling banyak kita lihat, dilakukan kepada Pelayan Khusus (Pendeta, Penatua, Diaken). Proses ini penting untuk meneguhkan komitmen pelayanan, dimana kita memohon agar Tuhan mentahirkan dan menyucikan sebelum melakukan tugas pelayanan. Kadang juga ada saja pemahaman bahwa jabatan atau non jabatan selain Pendeta, Penatua, Diaken dianggap sebagai kurang penting. Alkitab mengajarkan bahwa yang penting bukanlah jabatannya tetapi bagaimana setiap jabatan menjalankan fungsinya dalam memperlengkapi orang-orang untuk pekerjaan pelayanan bagi pembangunan tubuh Kristus (Efesus 4:11-16). Yang terpenting adalah orang yang dianugerahkan jabatan mentahirkan diri yaitu dengan koreksi diri, introspeksi diri, berubah dan mengakui kelemahan-kelemahan di hadapan Tuhan. Jadi, hati dan pikiran kita harus dibereskan di hadapan Tuhan dan sesama sebelum melayani Tuhan. 

    Adik-adik remaja dan kakak-kakak pembina yang diberkati Tuhan, kita adalah orang-orang yang melayani Tuhan, baik di keluarga, sekolah, kantor, di gereja ataupun dimana saja kita dipercayakan. Kita belajar satu pesan penting di sini, tugas melayani Tuhan bukanlah perkara yang mudah. Kita mesti serius dalam menjaga kekudusan dan kesehatan tubuh. Karena tubuh kita adalah Bait Allah. Semua itu demi pelayanan yang maksimal sehingga Tuhan dapat dimuliakan melalui pelayanan dan kesaksian hidup 7 kita. Bagi kakak-kakak Komisi Pelayanan Remaja Jemaat dan Pembina Remaja (UPK Remaja Kolom) yang baru dilantik pada bulan Januari 2022, marilah kita mempersembahkan diri kita untuk sungguh-sungguh melayani Tuhan dengan membimbing dan membina adik-adik remaja kita yang Tuhan percayakan. Jabatan sebagai Pembina Remaja bukanlah sebagai formalitas saja, tapi itu benar-benar harus dijiwai dalam pelayanan ini. Karena adikadik remaja sangat melihat keteladanan kita, rangkullah adik-adik remaja kita untuk semakin giat dalam pelayanan remaja. 

    Kakak-kakak pembina dan adik-adik remaja, Mari kita teguhkan hati sebagai pelayan Tuhan dalam kekudusan, agar kita tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain. Sebagai pembina dan remaja GMIM, ketika kita dipercayakan dalam memegang jabatan pelayanan ini (sebagai panitia/ tim kerja pun) sekiranya kita dapat melakukan tugas dan tanggung jawab dengan penuh kesungguhan hati dan sukacita iman, memberi diri kita dalam pelayanan sebagai suatu persembahan unjukkan untuk Tuhan, dan membantu tugas pelayanan Gereja. Tanpa jabatan pun, kita dapat melayani Tuhan, karena jabatan bukanlah suatu patokan tapi yang terpenting kerinduan melayani Tuhan lebih dari cukup untuk digerakkan hati kita melayani Tuhan. Sekiranya kita mempersembahkan tubuh kita melayani Tuhan hanya untuk kemuliaan Tuhan bukan menyenangkan manusia. Terpujilah Nama Tuhan, Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More