Sabtu, 11 Maret 2023

Renungan 12 - 18 Maret 2023 (Bina Remaja)

Pembacaan   : LUKAS 22:24-38
Tema             : Iman Jangan Gugur Ketika Ditampi
    
    Adik-adik remaja dan kakak-kakak pembina yang dikasihi Tuhan, hari ini kita mengucap syukur kepada Dia, Tuhan kita Yesus Kristus yang atas perkenanan-Nya kepada kita, torang boleh menikmati kesehatan, kekuatan, bahkan berkat-berkat yang terindah masih kita terima sampai saat ini. Florence Nightingale adalah perempuan Inggris kelahiran Florence, Itali tahun 1820. la lahir dari keluarga berada, namun mau belajar tentang keperawatan, sekalipun ditentang oleh keluarganya. Ia satu-satunya orang yang mengajukan diri untuk merawat para tentara yang terluka pada saat perang Inggris bersama Perancis melawan Rusia. la dijuluki "bidadari berlampu", karena ia memaksa para tentara untuk menemaninya memeriksa para korban perang di semenanjung Krimea dengan lampu untuk menyelamatkan korban yang masih hidup.

    Menjadi orang besar, memiliki kekuasaan dan diakui oleh orang lain merupakan impian banyak orang. Keinginan tersebut terdapat pula pada murid-murid Yesus, bahkan sampai menimbulkan pertengkaran di antara mereka. Tetapi Yesus memperingatkan para murid bahwa menjadi yang besar dan pemimpin bukanlah untuk menguasai, melainkan yang terbesar menjadi yang paling muda dan pemimpin yang melayani. Para murid melihat kemesiasan Yesus berdasarkan sudut pandang materialism. Mereka mengira Yesus akan menjadi Raja. Tidak heran bila mereka berambisi untuk diikutsertakan dalam pemerintahan-Nya kelak. Itu menyebabkan pertengkaran siapakah yang terbesar di antara mereka. Bahkan dalam perjamuan Paskah, saat Yesus mempersiapkan mereka untuk menerima fakta kematian-Nya, mereka malah bertengkar soal kedudukan. Menanggapi pertengkaran mereka, Yesus membandingkan kepemimpinan dunia dengan kepemimpinan rohani. Pemimpin dunia mengandalkan kuasa yang ada padanya untuk memerintah orang lain.

    Pembina remaja dan remaja yang mengasihi Tuhan. Tampi, alat (bahasa Ibrani. Mizreh. "tampi": Zara, menaburkan. Bahasa Yunani. Ptuon. "Tampi") Garpu kayu yang besar digunakan untuk menghambur-hamburkan bulir-bulir gandum ke udara, supaya tangkai-tangkai debu dihembuskan angin. Cara ini masih diterapkan di beberapa daerah di Asia Barat. Yohanes Pembaptis menggunakan ungkapan yang mudah dimengerti ini untuk melukiskan Yesus Kristus sebagai penampi besar yang memisahkan yang jahat dari yang baik. Iblis telah menuntut untuk menampi kamu. Kata "menuntut" ini jarang muncul di dalam Alkitab. Kata aslinya memang bermakna "menuntut" atau "meminta". Iblis secara khusus meminta, menghendaki dan menginginkan semua rasul itu agar Iblis bisa menampi mereka. Menurut pengajaran yang banyak beredar, iman itu tidak mungkin gugur. Jika iman memang tidak bisa gugur atau ambruk, maka tidak ada bahaya. Jika memang demikian halnya, tidaklah perlu Yesus bersyafaat bagi mereka. Jika kita “sekali selamat tetap selamat” tentunya Yesus tidak perlu berdoa supaya iman Petrus tidak gugur. Akan tetapi hal semacam itu bukanlah ajaran Yesus. Menurut Yesus. iman Petrus sedang berada dalam bahaya Malahan, iman semua rasul saat itu terancam bahaya keambrukan. Oleh karenanya, Yesus berkata: Jikalau engkau sudah insaf (kata lain diterjemahkan sebagai bertobat) dan kembali lagi adalah sebuah kalimat yang keras. Kalimat ini menunjukan adanya kegagalan yang sangat parah. Sehingga, para murid harus kembali lagi. Ini bukan suatu kegagalan yang kecil, Petrus akan gagal, dan kegagalannya sangat parah. Akan tetapi Yesus berdoa supaya Petrus tidak harus tergeletak. Dia akan jatuh akan tetapi tidak sampai dihabisi, jika kita memakai gambaran Paulus. Jadi. Yesus sudah tahu sebelumnya mengenai adanya satu bahaya besar dan dia berkata kalau kamu sudah bertobat, kuatkanlah saudara-saudaramu yang lain karena mereka juga akan menghadapi bahaya besar.

    Menjadi murid Yesus harus menjalankan tugas bukan sebagai orang yang harus dilayani namun sebagai orang yang harus melayani. Kepemimpinan adalah sebuah tanggung jawab pelayanan yang harus dilakukan dengan penuh kerendahan hati di hadapan Allah. Yesus sendiri telah memberi teladan hidup-Nya. la ada di tengah-tengah mereka sebagai pelayan, sampai la menyerahkan hidup-Nya untuk melayani semua manusia. Sampai saat ini pertengkaran untuk menjadi yang terbesar masih sering terulang dan dialami. Kedudukan dan jabatan menjadi fokus banyak orang. Ketidak-mengertian terhadap prinsip pelayanan Tuhan bisa terjadi karena motif yang salah dalam mengikut Dia. Salib Yesus bukan saja sumber keselamatan bagi kita tetapi pola hidup dan prinsip pelayanan yang membuat kita merendahkan diri dan menyangkal diri. Sebagai Pembina dan remaja, peganglah dengan sekuat tenaga Iman kita kepada Yesus Kristus, jangan lengah sedikit pun karena Iblis bisa merusak hidup kita ketika kita memberi cela sekecil pun. Marilah kita baik di gereja, keluarga, sekolah, masyarakat, dimana pun kita berada, sikap melayani bukan dilayani harus menjadi sikap dasar kita. Seperti Yesus telah melayani kita, maukah kita berkomitmen untuk melayani Tuhan dan sesama? Amin.




0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More