Format Panduan Ibadah Bagi MC

Format Panduan Ibadah Bagi MC

Contoh Doa Pembukaan

Contoh Doa Pembukaan

Contoh Doa Pengakuan Dosa

Contoh Doa Pengakuan Dosa

Lagu-lagu Remaja GMIM

Lagu-lagu Remaja GMIM

Lagu-Lagu Pujian

Lagu-Lagu Pujian

Sabtu, 30 April 2022

Renungan 1-7 Mei 2022 (Bina Remaja)

Pembacaan    : 1 Raja-Raja 19:9-18
Tema            : PELAYANAN YANG BERFOKUS KEPADA TUHAN

Syaloom. Damai di hati... 
Kakak-kakak pembina dan adik-adik remaja yang dikasihi Tuhan Yesus, seorang pelayan Tuhan dapat mengalami masa-masa yang sulit dan berat dalam perjalanan hidup dan pelayanannya. Dalam masa-masa yang sulit dan berat itu, seorang pelayan Tuhan bahkan dapat menjadi putus asa dan ingin menyerah. Memang, masa-masa sulit dan berat akan menguji kehidupan seseorang. Bukankah kita juga merasakan hal yang sama ketika harus menghadapi berbagai kesulitan dalam hidup? Namun demikian, masa sulit dan berat tidak hanya menguji kehidupan orang percaya, namun dimaksudkan juga untuk menyatakan kehendak Allah dalam hidup dan pelayanan seseorang. Itulah yang nyata dalam hidup dan pelayanan Elia.

Kita pasti tidak pernah membayangkan bahwa seseorang dengan nama besar seperti Nabi Elia dapat menjadi putus asa dan ingin menyerah dalam pelayanan yang dijalankannya. Kebanyakan orang akan mengingat kegagahan dan keberanian Elia yang seorang diri menghadapi empat ratus lima puluh nabi Baal di gunung Karmel (1 Raj. 18:20-46). Elia dan para nabi Baal itu bertanding untuk menunjukkan siapakah yang benar-benar hidup dan berkuasa: TUHAN Allah Israel atau Baal. Siapa yang dapat menurunkan api dan melahap habis korban di atas mezbah yang telah disediakan, Dialah Allah yang hidup. Para nabi Baal gagal, bahkan ketika mereka terus memanggil-manggil Baal sepanjang hari dan sampai menorah-noreh tubuh mereka dengan pedang dan tombak. Elia berseru kepada TUHAN dan turunlah api dari langit menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah, bahkan air yang ada di parit sekeliling mezbah itu. Dengan iman yang teguh dan keberanian yang luar biasa, Elia menyatakan bahwa TUHANlah Allah yang hidup dan bukannya Baal yang mati dan yang tidak dapat berbuat apa-apa. Elia lantas menyembelih empat ratus lima puluh nabi Baal itu dan menyatakan penghukuman TUHAN atas mereka. Betapa gagah beraninya Elia menyatakan TUHAN Allah yang hidup itu!

Tindakan Elia itu disaksikan oleh raja Ahab dan diteruskannya kepada isterinya, Izebel. Ahab dan Izebel adalah pemimpin Israel yang melakukan apa yang jahat di mata TUHAN. Mereka menyembah Baal dan bukannya TUHAN Allah yang hidup. Sesudah mendengar hal itu, Izebel lantas menyuruh seorang suruhan menyampaikan pesan kepada Elia: “Beginilah kiranya para allah menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika besok kira-kira pada waktu ini aku tidak membuat nyawamu sama seperti nyawa salah seorang dari mereka itu” (1 Raj. 19:1-2). Izebel bersumpah untuk membunuh Elia. Di sinilah kesulitan besar menimpa Elia. Alkitab mengatakan, “Maka takutlah Elia, lalu bangkit dan pergi menyelamatkan nyawanya” (1 Raj. 19:3). Keberanian Elia menghadapi ratusan nabi Baal berbanding terbalik ketika ia menerima ancaman Izebel. Elia menjadi takut, bahkan sampai pada perasaan putus asa dan ingin menyerah. Elia meminta TUHAN mengambil nyawanya saja (1 Raj. 19:4). Dengan pertolongan TUHAN, Elia mendapatkan kekuatan untuk pergi ke gunung Horeb. Di sanalah TUHAN hendak menyatakan kehendak-Nya kepada Elia.

Kakak-kakak pembina dan adik-adik remaja, Elia mengalami masa sulit dan berat karena ancaman serius dari Izebel, tetapi TUHAN hendak menunjukkan bagaimana cara kerja-Nya di hadapan kejahatan dan kelaliman yang telah merasuki orang Israel. Di gunung Horeb Elia masuk ke sebuah gua dan bermalam di situ. TUHAN berfirman kepadanya, “Apakah kerjamu di sini, hai Elia?” Atas pertanyaan TUHAN ini, Elia mengeluarkan segala keluh kesahnya di hadapan TUHAN. “Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjianMu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku.” Elia menyampaikan kepada TUHAN segala tindakan keji orang Israel, secara khusus Izebel yang telah membunuh nabi-nabi TUHAN dan meruntuhkan mezbah-mezbah TUHAN (1 Raj. 18:4). TUHAN menyuruh Elia keluar dari gua itu dan berdiri di atas gunung itu di hadapan TUHAN. Di sinilah TUHAN menunjukkan kehendak-Nya yang tidak sepenuhnya dimengerti oleh Elia. Sesuatu yang besar dan dahsyat terjadi di hadapan Elia: “Maka TUHAN lalu! Angin besar dan kuat, yang membelah gunung-gunung dan memecahkan bukit-bukit batu, mendahului TUHAN. Tetapi tidak ada TUHAN dalam angin itu. Dan sesudah angin itu datanglah gempa. Tetapi tidak ada TUHAN dalam gempa itu. Dan sesudah gempa itu datanglah api. Tetapi tidak ada TUHAN dalam api itu. Dan sesudah api itu datanglah bunyi angin sepoi-sepoi basa.” Alkitab mengatakan, sesudah Elia mendengar bunyi angin sepoi-sepoi basa itu, ia menyelubungi mukanya dengan jubahnya. Apa yang terjadi dengan Elia? Dalam peristiwa yang dahsyat yang terjadi di hadapan Elia itu, ia menjadi sadar bahwa cara kerja TUHAN dalam menyatakan kehendak-Nya tidaklah selalu melalui hal-hal dan tanda- tanda yang besar dan dahsyat. Dalam angin yang besar dan kuat itu, dalam gempa itu, dan dalam api itu, tidak ada TUHAN di sana. Justru dalam bunyi angin sepoi-sepoi itulah, Elia menyadari TUHAN ada di sana menyatakan kehendak-Nya. Apakah kehendak TUHAN yang justru nyata dalam sesuatu yang biasa-biasa itu?

Kakak pembina dan adik-adik remaja, tempat di mana TUHAN menyatakan kehendak-Nya kepada Elia itu adalah tempat yang sama di mana TUHAN menyatakan kehendak-Nya kepada Musa. Dalam Keluaran 34 dikisahkan TUHAN yang menyuruh Musa pergi ke atas gunung Sinai (Horeb) untuk menerima dua loh batu yang berisi Sepuluh Perintah Allah, dan di sana TUHAN menyatakan kehendak-Nya: “TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya, yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa” (Kel. 34:6-7). Kehendak Allah yang dinyatakan pada Elia melalui angin sepoi-sepoi itu adalah bahwa TUHAN hendak menyatakan panjang sabar-Nya kepada orang Israel, supaya mereka berbalik dari dosa-dosa mereka dan kembali menyembah TUHAN. TUHAN dapat bertindak dengan dahsyat melalui hal-hal besar seperti angin, gempa, dan api untuk menghukum orang Israel, tetapi TUHAN menyatakan sifat-Nya sebagai Allah yang memberi kesempatan supaya orang bertobat dan menyadari bahwa Allah itu panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya. Elia mungkin mengharapkan agar TUHAN segera bertindak dengan dahsyat, menghukum Izebel dan orang-orang Israel yang telah menyimpang menyembah Baal, namun Elia disadarkan bahwa cara kerja TUHAN tidak seperti yang dikehendaki Elia. Sesudah menyadari sifat Allah dan kehendak-Nya atas orang Israel agar mereka bertobat, Elia diberi penugasan oleh TUHAN untuk mengurapi Hazael menjadi raja atas Aram, Yehu menjadi raja atas Israel, dan Elisa menjadi nabi menggantikan dirinya. Pada penugasan ini jugalah Allah menyadarkan Elia sesuatu yang sangat penting. Dalam pelayanan Elia kepada Israel, Elia merasa sendirian dan berpikir bahwa tidak ada harapan lagi bagi Israel yang telah menyembah Baal, namun TUHAN menunjukkan bahwa Elia tidak sendirian. Ada tujuh ribu orang di Israel, yang tidak sujud menyembah Baal dan yang mulutnya tidak mencium Baal (1 Raj. 19:18). Bukankah kedahsyatan dan keajaiban Allah justru semakin dinyatakan di dalam panjang sabar-Nya dalam menantikan orang berdosa agar kembali dan bertobat kepada-Nya? Elia menjadi tahu kehendak Allah sepenuhnya dan dibangunkan kembali dari rasa putus asa yang dialaminya. 

Kakak pembina dan adik-adik remaja yang dikasihi Tuhan Yesus, seorang pelayan Tuhan harus menampakkan karakter yang mencerminkan TUHAN yang dilayani-Nya, yakni dalam menghadapi orang-orang di ladang pelayanan. Sebagai pembina remaja, kita mungkin menghadapi para remaja yang begitu sulit dibina, yang hidupnya jatuh dalam berbagai dosa dan kenikmatan dunia, dan yang kadang-kadang di mata kita “tidak mungkin berubah dan bertobat.” Demikian juga para remaja dalam menghadapi teman-teman yang masih hidup dalam dosa atau mungkin anggota keluarga yang hidupnya belum kunjung berubah. Kita harus mengingat hal ini, yakni bahwa TUHAN itu Allah yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya. Melalui pengorbanan Tuhan Yesus di atas kayu salib kita menjadi sadar, bahwa kasih Allah demikian besar agar orangorang berdosa diselamatkan. Biarlah kita menyatakan komitmen, soliditas, dan integritas sebagai anak-anak Tuhan, yakni sebagaimana kita telah diselamatkan dari hidup kita yang lama karena panjang sabarnya Allah, maka kita juga mendoakan hal yang sama terjadi dalam hidup orang lain. Jangan berhenti melayani, sebab Allah bekerja di dalam dan melalui kita untuk menggenapi rencana-Nya bagi keselamatan dunia. Amin. 

Renungan 24-30 April 2022 (Bina Remaja)

Pembacaan    : 1 Tesalonika 1:1-10
Tema            : BERITA INJIL ADALAH SEBUAH KEPASTIAN YANG KOKOH

Syaloom. Damai di hati... 
Adik-adik remaja dan kakak-kakak Pembina yang selalu diberkati oleh Tuhan kita Yesus Kristus, semoga torang semua dalam lindungan kasih Tuhan yang kudus. Semoga juga torang terus diberkati dalam pelayanan torang dimanapun torang berada untuk memberitakan Injil. Pembacaan Alkitab torang kali ini terus mengingatkan torang semua untuk memberitakan kabar baik dan buah dari yang torang beritakan. Waktu yang singkat dalam pelayanan Paulus dan kawan-kawannya, sejumlah besar orang yang ada di Tesalonika percaya kepada Injil. Paulus membawa Injil ke Kota Tesalonika merupakan perjalanan misi yang kedua, kalo misi pertama di kota Filipi seperti yang dikisahkan dalam Kisah Para Rasul Pasal 16-17. Nah, adik-adik remaja dan kakak-kakak Pembina, bacaan kali ini memberikan pemahaman bagi torang semua bahwa setelah dari Filipi, Paulus, Silwanus dan Timotius datang di Tesalonika memberitakan Injil, kemudian banyak orang di Kota Tesalonika yang dahulunya penyembah berhala ato penyembahan kepada dewa-dewa berbalik pada Injil yang diberitakan oleh Paulus dan kawan-kawan, mereka so percaya itu firman.

Paulus mengucap syukur kepada jemaat di Tesalonika atas kesetiaan jemaat, juga mengingatkan jemaat agar tetap terus tumbuh dalam pekerjaan iman, usaha kasih dan ketekunan pengharapan kepada Yesus Kristus, karena Allah yang memilih mereka. Paulus menegaskan dalam ayat 5, “Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh. Memang kamu tahu, bagaimana kami bekerja di antara kamu oleh karena kamu”. Hal ini memberikan penguatan iman kepada Jemaat di Tesalonika yang disampaikan Rasul Paulus. Pada akhirnya banyak jemaat yang menjadi teladan untuk semua orang yang percaya di wilayah Makedonia dan Akhaya. Hal ini merupakan buah dari pemberitaan Injil Rasul Paulus. 1 Tesalonika ini juga diyakini merupakan surat yang pertama dari surat-surat yang ditulis oleh Rasul Paulus. Ajaran Paulus dalam surat 1 Tesalonika ini berfokus pada kedatangan kembali Yesus Kristus, termasuk kesulitan dari para pengikut Yesus Kristus sebelum kedatangan-Nya yang kembali. Sehingga dalam bacaan kali ini Paulus juga memberikan motivasi iman kepada jemaat di Tesalonika tentang kedatangan Yesus kembali.

Adik-adik remaja dan kakak-kakak pembina, Rasul Paulus, Silwanus dan Timotius berhasil membina orang-orang percaya yang ada di Tesalonika dengan tantangan yang besar, salah satunya orang-orang Yahudi yang tidak percaya bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan Allah. Akan tetapi, karena iman mereka yang kuat, maka jemaat di Tesalonika berhasil meninggalkan berhala, mampu mewujudkan kasih atau rela berkorban dalam pelayanan dan pengharapan akan kedatangan Tuhan Yesus kembali. ini merupakan buah pemberitaan Injil dari Rasul Paulus yang begitu setia menebarkan Injil. Apakah torang sebagai remaja Kristen yang percaya kepada Yesus Kristus dapat terus melakukan pekerjaan pelayanan? Nanti teman-teman jawab sendiri dan lakukan sendiri. Untuk itu teman-teman, mari torang sama-sama kembangkan talenta torang masing-masing untuk memberitakan Injil, karena ketika torang yakini bersama apa yang ada pa torang semua, torang pasti bisa gunakan itu sebagai alat untuk torang memberitakan Injil bertitik tolak dari pembacaan alkitab di saat ini. Satu hal yang harus torang ingat bahwa “Berita Injil Adalah Sebuah Kepastian yang Kokoh”. Tinggal bagaimana torang menggunakannya untuk banyak orang. Demikian firman Tuhan. Amin.  

Sabtu, 16 April 2022

Renungan 17-23 April 2022 (Bina Remaja)

Pembacaan: Markus 16:1-8

Tema: JADILAH PEWARTA KEBANGKITAN

Syaloom. Damai di hati...

Apa kabar Remaja GMIM? 

Siap! Berakar, Bertumbuh, Berbuah bagi Kristus! Yes yes yes! Saya Diberkati!

Adik-adik remaja dan kakak-kakak pembina yang diberkati Tuhan Yesus Kristus, saat ini umat Kristen di seluruh dunia sementara merayakan paskah atau hari kebangkitan Yesus Kristus. Setiap tahunnya kita diingatkan untuk merenungkan karya besar Allah dalam Yesus Kristus di tengah-tengah kehidupan orang percaya yang mengimani dan mengamini bahwa kita semua diselamatkan dari keinginan daging yaitu dosa. Tetapi, tanpa disadari setiap tahunnya kita lupa membalas pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib. Allah di dalam Yesus Kristus rela mengorbankan nyawa-Nya untuk menebus dosa kita. Keterbatasan hidup kita sebagai manusia terkadang membuat kita lupa akan keselamatan yang datang dari Allah melalui Yesus Kristus. Hari ini, iman kita disegarkan lagi dengan Firman dalam kitab Markus 16:1-8 tentang Kebangkitan Yesus dan melalui Firman ini kita akan merenungkan serta belajar menjadi Pewarta Kebangkitan.

Remaja dan pembina yang diberkati Tuhan Yesus Kristus, kitab Markus merupakan salah satu Kitab Injil yang berbicara tentang kisah pelayanan Yesus Kristus. Kitab Markus adalah Kitab Injil yang paling pendek dan dapat dikatakan paling tua. Sesuai dengan pembacaan kita hari ini, seperti yang telah dinubuatkan oleh Yesus sendiri, Allah membangkitkanNya tiga hari setelah kematian-Nya. Yesus pertama-tama menampakkan diri-Nya kepada perempuan-perempuan yang datang ke kubur-Nya.  meminta menyampaikan pesan kepada Petrus dan murid-murid-Nya yang lain supaya mereka pergi ke Galilea. Di sana Yesus menemui mereka. Untuk menjadi pewarta kebangkitan Yesus Kristus, mari kita belajar memahami Firman Tuhan hari ini.

Pertama, Kesetiaan kepada Allah. Maria Magdalena, Maria Ibu Yesus dan Salome membeli rempah-rempah untuk pergi ke kubur dan meminyaki Yesus. Kesetiaan yang ditunjukkan para perempuan ini mengajarkan kita semua sebagai remaja dan pembina untuk dapat melakukan hal yang sama. Ada orang yang berusaha setia, setengah-setengah setia bahkan ada yang gagal hidup dalam kesetiaan melayani Tuhan. Tidak dapat dipungkiri hal demikian yang sering kita lihat di depan mata atau pun kita sendiri yang tanpa disadari menunjukkan ketidaksetiaan kepada Tuhan. Mewartakan kebangkitan Yesus Kristus harusnya dapat kita tunjukkan melalui hati, pikiran, perkataan dan perbuatan kepada sesama. Kesemuanya itu dibutuhkan kesetiaan untuk melakukan dan menjalaninya dalam kehidupan sehari-hari. Mari maksimalkan kesetiaan kita melayani Tuhan seperti yang ditunjukkan oleh para perempuan. Salah satu cara menunjukkan kesetiaan kita kepada Yesus adalah sungguh-sungguh, tulus hati datang beribadah dan aktif dalam pelayanan remaja GMIM. Saat ini, kita melihat banyak remaja yang gagal dan jauh dari mewartakan kebangkitan Yesus Kristus. Misalnya, coba-coba minum minuman keras, merokok, melawan orang tua, tawuran, pacaran dan seks bebas kemudian jatuh ke dalam dosa, masih remaja sudah akselerasi jadi bapak dan ibu, sangat disayangkan. Untuk pembina remaja, semoga tidak kehilangan kesetiaan untuk melayani hanya karena berselisih paham antara penatua dan pembina atau sesama pembina remaja. Marilah perkuat kesetiaan kita untuk membimbing dan mengarahkan adik-adik remaja supaya ikut setia hidup takut akan Tuhan.

Kedua, Menghargai Ciptaan Allah. Diketahui pada zaman itu, orang Yahudi menggunakan rempah dan minyak untuk mengurangi bau busuk kemudian secara iklim Yerusalem yang panas mengakibatkan pembusukan secara cepat sehingga harus diberikan hal yang sama oleh para perempuan terhadap mayat Yesus yang telah ditinggal selama dua malam satu hari. Hal ini menggambarkan tentang kemahakuasaan Allah melalui cuaca dan kekayaan alam seperti rempah serta minyak yang merupakan bagian dari ciptaan yang harus dijaga, dipelihara dan dihargai. 20 April 2022 tepat di minggu berjalan ini diperingati sebagai Hari Bumi. Peringatan ini sebagai alarm pengingat untuk manusia menghargai lingkungan. Contohnya, tidak membuang sampah sembarangan. Sikap saling menghargai juga menjadi hal penting yang harus dilakukan setiap orang untuk menjaga keutuhan hidup berdampingan. Sebagai remaja tidak saling menghina satu dengan lainnya sehingga remaja tidak Insecure untuk bergaul. Kemudian, dalam satu pelayanan remaja saling mengingatkan ketika ada yang terlupakan dalam tugas dan tanggung jawab pelayanan bukan saling mencibir dan menjatuhkan.

Ketiga, Jangan Takut! Kalimat ini disampaikan seorang muda kepada para perempuan karena Yesus sudah bangkit (Ay. 6) dan mengatakan kepada mereka untuk pergi menyampaikan kepada murid-murid-Nya dan kepada Petrus. Para perempuan itu keluar dan lari meninggalkan kubur dalam keadaan gentar dan merasa takut. Tetapi, dalam keadaan takut pun mereka dapat menyampaikan kebenaran bahwa Yesus sudah bangkit.

Kakak-kakak pembina dan remaja yang diberkati Tuhan Yesus Kristus, siapa di antara kita yang tidak pernah mengalami ketakutan? Pasti kita semua sudah pernah mengalaminya dan hal itu wajar pada setiap manusia. Ketika kita berbuat salah dan menyembunyikan kesalahan itu, pasti ada rasa takut di dalam diri. Tapi pada akhirnya, kita harus melawan ketakutan itu dengan mengakuinya supaya perasaan akan terasa lega. Di dalam ketakutan para perempuan pun dapat menyampaikan kabar sukacita kepada murid Yesus bahwa Yesus sudah bangkit.

Khusus untuk remaja dan pembina perempuan masa kini, kita tidak boleh kalah dengan para perempuan di masa Yesus, bahkan tanggal 21 April ini kita memperingati Hari Kartini yang merupakan salah satu pejuang perempuan Indonesia yang semangat melawan ketakutan di tengah memperjuangkan hak-hak perempuan. Harusnya hal yang sama dilakukan oleh perempuan masa kini yang harus memiliki keberanian untuk mengatakan ya pada hal yang benar dan katakan tidak pada hal yang salah. Bukan takut dan akhirnya berdusta sehingga hidup dalam dosa, jauhkan.

Marilah kepada kita semua, jangan takut untuk menyatakan kebenaran Firman Tuhan. Melawan ketakutan dimulai dari mana? Diri sendiri. Berani di dalam tempat ibadah, berani ikut kegiatan remaja GMIM, berani katakan tidak pada dosa dan katakan Yesus Kristus sudah bangkit, menebus dan menyelamatkan kita orang percaya serta beriman dari dosa. Selamat Paskah. Selamat merayakan kebangkitan Yesus Kristus. Tuhan Yesus memberkati. Amin.


Minggu, 10 April 2022

Renungan 10-16 April 2022 (Bina Remaja)

Pembacaan: Lukas 23:33-43

Tema: TERSALIB SEKALIPUN TIDAK BERSALAH

Syaloom. Damai di hati...

Saudara-saudaraku yang dikasihi oleh Tuhan, setiap orang bertanggung jawab atas perbuatannya. Karena itu ada istilah, “berani berbuat, berani bertanggung jawab”. Tetapi Yesus, Tuhan kita mengalami sengsara dan menjalani derita bahkan mati tersalib untuk menanggung apa yang yang tidak diperbuatNya. Hukuman mati dengan cara disalibkan adalah sebuah kutukan dan hukuman bagi penjahat kaliber. Orang yang disalib adalah orang yang terkutuk, terhukum dan terjahat. Tapi Yesus disalibkan bukan karena Ia terkutuk, bukan karena Ia pantas terhukum juga dan bukan karena perbuatan kejahatan. Yesus disalibkan karena suatu tanggung jawab dalam karya kasihNya untuk menggantikan manusia terkutuk, manusia terhukum, manusia yang melakukan kejahatan dan manusia yang berdosa yaitu kita semua.

Yesus bertanggung jawab atas dosa yang dilakukan manusia. Oleh karena dosa itu, manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Pengorbanan dan kematian Tuhan Yesus adalah bukti kasih Allah kepada umatNya dan juga seruan pertobatan untuk menerima kasihNya yang besar itu. Sehingga peringatan yang kita lakukan adalah juga untuk melihat diri kita sudah sejauh mana sikap dan perbuatan kita mencerminkan kasih dan pengampunan dari Kristus untuk menerima anugerahNya. Bagaimana kita mau menyadari kekurangan kita dihadapan salib Kristus? Dengan cara meratapi kesalahan kita dan mau memberi diri untuk hidup dalam pertobatan yang sungguh dan mau mengasihi sebagai bentuk ucapan syukur karena Yesus telah terlebih dahulu mengasihi umatNya.

Di Bukit Golgota Yesus disalibkan bersama dua orang penjahat. Yesus terhitung di antara para pemberontak. Meskipun pemimpin Yahudi dan orang banyak telah memposisikan Yesus sebagai seorang penjahat tetapi mereka terus mempermalukan Yesus. Mereka membuang undi untuk membagi pakaian Yesus.para pemimpin mengejek Yesus. Para prajurit mengolok-olokan Yesus. Mereka bukan hanya menyiksa tubuh Yesus, mereka bukan hanya mempermalukan harga diri Yesus tapi mereka juga menginjak-injak status Yesus sebagai Mesias dan Raja. Bahkan menghujat Yesus selaku Juruselamat. Siksaan dan derita yang Yesus alami bukan hanya secara fisik saja tetapi juga keilahianNya. Orang banyak yang selalu berkerumun untuk mendengar pengajaran Yesus dan menyaksikan mujizat-mijuzat Yesus hanya berkerumun menonton peristiwa itu seperti menonton sebuah film. Perempuan-perempuan yang selalu mengikuti Yesus bahkan tidak sanggup untuk mendekat. Mereka berdiri jauh-jauh dan melihat semuanya itu. Para muridNya tidak disebutkan berada dimana, tetapi sudah tentu mereka telah meninggalkan Yesus.

Yesus menjadi yang terhukum dan ditolak oleh manusia yang ditebusNya. Sungguh pengorbanan yang luar biasa. Jika dilihat dari konteks saat ini mungkin sangat jarang terlihat ada orang yang mau memberi diri berkorban untuk sesuatu hal bagi orang lain. Contoh saja, ada sebagian orang ketika menolong orang mereka pasti bertanya terlebih dahulu, apa yang akan didapat jika menolong kamu? Atau apa yang saya peroleh jika saya membantu kamu? Hal-hal ini yang hendak menunjukkan bahwa sekalipun manusia kaya dalam dunia ini namun dia sangat miskin jika dibandingkan dengan pengorbanan dan kasih Allah. Sebagai remaja-remaja Kristen hendaklah juga kita mau tetap terus memperbaharui diri ini dan mau tetap hidup dalam kasih dan tuntunan Tuhan sebab apa yang telah Tuhan buat bagi kita, semua tak dapat terbalaskan kecuali kita mau untuk tetap memberi seisi kehidupan ini dalam pelayanan kepada Tuhan.

Jadilah remaja-remaja yang mau meneladankan sosok Kristus dalam kehidupan agar supaya buah-buah kebenaran akan selalu ditunjukkan karena kita ini adalah anak-anak Allah yang mau mendengar bahkan mau melakukan apa yang menjadi kehendak kasihNya dalam kehidupan kita sebagai orangorang yang percaya kepadaNya. Amin.


Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More