Pembacaan : Filipi 4:2-9
Tema : Jangan khawatir Tapi Bersyukurlah
Shalom! Adik-adik remaja dan kakak-kakak pembina yang dikasihi Tuhan, Surat rasul Paulus kepada jemaat di Filipi (sebuah kota di daerah Makedonia timur) adalah surat penggembalaan, penguatan bagi orang-orang percaya di zaman itu. Sebuah kesaksian bagaimana Paulus menemukan kekuatan di masa kesukaran. Kendati berada dalam penjara tapi disanggupkan Tuhan memberi motivasi hidup. Tema renungan kita "Jangan khawatir Tapi Bersyukurlah". Menurut KBBI, khawatir artinya takut (cemas, gelisah) terhadap suatu hal yang belum diketahui. Orang yang khawatir adalah orang yang berpikir tentang masalah yang menyebabkan ketakutan. Hal-hal yang belum terjadi telah menghantui pikiran dan perasaan hidupnya. Orang yang khawatir adalah orang yang menakut-nakuti dirinya sendiri.
Kepada Euodia dan Sintikhe, dua perempuan yang melayani Tuhan bersama Sunsugos yang setia dan Klemens serta kawan-kawan yang mengabarkan injil di Filipi, Paulus memberikan nasehat supaya sehati sepikir dalam Tuhan. Pengikut Kristus, pelayan Tuhan, belum berarti bebas dari berbagai perselisihan. Beda pendapat dan pertikaian dapat saja terjadi dan menimbulkan kekhawatiran dan mendatangkan ketakutan. Euodia dan Sintikhe adalah pelayan Tuhan yang tidak lagi sehati dan sepikir. Apa yang terjadi, bila di GMIM ada penatua dan diaken yang tidak sejalan dalam pelayanan. Kakak pembina remaja yang satu bertentangan dengan yang lainnya. Akan terjadi kelompok pelayanan yang tidak sehat. "So nyanda bakucocok, so nimau ibadah sama-sama". Saling menjelekkan menuju perpecahan jemaat. Kekuatiran melanda semua orang yang bertikai, jangan- jangan lawan akan menyerang. Khawatir, jangan sampai kalah dalam persaingan dan pertarungan. Masing-masing ingin dibenarkan pendapatnya bahkan tindakannya. Betapa penting dan sangat berarti nasihat rasul Paulus kepada mereka waktu itu dan kepada kita sekarang ini. Bagaimana menjaga, merawat keutuhan pelayanan dan persaudaraan yang rukun. Pengalaman pelayanan di jemaat, bahwa tidaklah mudah membuat 2 orang yang bertengkar untuk sehati sepikir jika kedua-duanya keras kepala dan hatinya telah membatu. Jika hal-hal seperti ini terjadi di antara remaja, pembina remaja, maka jangan khawatir tapi bersyukurlah. "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya. Sebab la yang memelihara kamu" (1 Petrus 5:7). "Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apapun juga. Jangankan dimusuhi orang, tetapi juga hal yang akan kamu makan, kamu minum dan kamu pakai, janganlah kamu khawatir, lihat burung-burung di udara diberi makan oleh Bapa di sorga walau tidak menabur dan menua, Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? (Matius 6:26). Apakah .yang akan ditambahkan kepadamu jika kamu khawatir? Tidak ada! Dan resep melawan pelbagai kekuatiran ialah bersyukur. Nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
Seorang remaja bertanya kepada pendeta, "kalau saya korban penipuan, saya ditipu mengalami kerugian, saya mau bersyukur bagaimana?" Pendeta menjawab, bersyukurlah begini "Tuhan, saya kena tipu tapi saya bersyukur sebab bukan saya penipunya. Kiranya teman saya bertobat, Amin". Seorang remaja bertanya, "Pendeta, kalau saya melakukan yang benar tapi teman saya selalu memusuhi saya, ia marah, ia cemburu dan menjelekkan saya, saya mau berdoa syukur bagaimana?" Berdoalah begini, "Tuhan, saya selalu dimusuhi oleh teman saya, tapi saya bersyukur pada-Mu Tuhan Yesus sebab saya tidak memusuhinya. Ampunilah sahabat saya seperti Tuhan mengampuni saya, Amin." Orang yang bersyukur selalu mendapatkan sukacita. "Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan, bersukacitalah! Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang, Tuhan sudah dekat" (ayat 4-5). Bersukacitalah dalam Tuhan, bukan hanya sesaat seperti dalam limpahan berkat, cinta, kasih sayang mama papa, suami istri, orang tua dan anak, suasana tenang, sehat dan damai, kebutuhan ekonomi terpenuhi tetapi dalam pergumulan sekalipun, kita harus bersukacita. Sang remaja berkata, "mo bersukacita bagimana kalo mama deng papa bakalae terus?". Remaja yang satu berkata, "kita pe mama deng papa so bacere". Jangan khawatir! Bersyukurlah! Remaja yang mengalami broken home berkata, "susah itu pendeta", sambil menangis... Dalam Tuhan, tidak ada yang mustahil, selalu ada jalan terbaik.
Remaja dan pembina remaja berharga di mata Tuhan! Katakanlah, "Aku berharga di mata Tuhan". Di saat kelimpahan dan waktu penderitaan atau kesengsaraan kamu harus bertekun dalam doa. "Kita malah bernegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan dan pengharapan tidak mengecewakan karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang dikaruniakan kepada kita" (Roma 5:3-5). Jika orang percaya bertekun dalam doa syukur, menyerahkan kekhawatirannya kepada Allah maka janji Allah diperolehnya. Itulah "Damai Sejahtera" bahasa Ibraninya "Shalom", bahasa Yunaninya "Eirene". Suasana hati, batinmu akan dicerahkan oleh Tuhan, Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus (ayat 7). Sehati sepikir dalam Kristus ternyata sangat mudah dialami, apabila kamu memiliki hati dan pikiran seperti Kristus. Jadi akhirnya, semua yang benar, mulia, adil, suci, semua yang manis, sedap didengar yang disebut kebajikan, dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Dan apa yang telah kamu dengar dan firman yang kamu terima saat ini, lakukanlah itu. Jangan khawatir, bersyukurlah. Jangan takut, bersyukurlah. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu. Amin.
0 komentar:
Posting Komentar